Jumat, 26 Juni 2015

Laporan Praktikum Zoologi Invertebrata IX Insecta

PRAKTIKUM IX

Topik                   : Insecta
Tujuan                 :  Mengenal bagian – bagian tubuh dari Insceta
Hari/ Tanggal       : Kamis/ 30 April 2015 
Tempat                : Laboratorium Biologi FKIP PMIPA Unlam Banjarmasin

I.                   ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1.      Lup
2.      Bak paraffin
BAHAN :
1.      Kupu-kupu (Eurema hecabe)
2.      Capung (Libellula sp.)
3.      Semut Merah (Oecophylla sp.)
4.      Semut Hitam (Monomorium sp.)
5.      Belalang Hijau (Oxya chinensis)

II.                CARA KERJA
1.        Mengamati bagian ventral dan bagian dorsal tubuh kupu-kupu dan capung dengan sayap terentang. Menggambarkan dan memberi keterangan.
2.        Mengamati bagian ventral dan bagian dorsal tubuh semut merah dan semut hitam, bandingkan perbedaan yang dimiliki oleh kedua jenis semut tersebut.
3.        Mengamati bagian lateral tubuh belalang, kemudian menggambarkan dan member keterangan.

III.             TEORI DASAR
Tubuh serangga terdiri atas tiga tagmata, yaitu : kepala, toraks dan abdomen. Kepala memiliki empat pasang embelan, yang pertama adalah antena yang berasal dari bagian praoral kepala, yang berikutnya berturut-turut adalah mandibula, maksila pertama dan maksila kedua. Mandibula tampak sebagai struktur tunggal, sedangkan kedua pasang maksila memiliki juluran bersendi-sendi yang disebut palpi. Pangkal maksila kedua berfungsi membentuk struktur yang disebut labium atau bibir bawah, dan palpinya disebut palpi labialis. Labrum atau bibir atas yang terletak di depan mulut dan bersendi ke suatu bagian kepala yang disebut klipeus, tidak berasal dari embelan. Struktur lain yang juga tidak ada kaitannya dengan embelan adalah hipofarings yang merupakan juluran persis dibelakang mulut.
Toraks terdiri atas ruas-ruas yang biasanya disebut protoraks, mesotoraks dan metatoraks, masing-masing memiliki kaki, jika sayap ada letaknya di ruas kedua dan ketiga toraks. Kaki serangga, sebagaimana arthropoda lain, juga terdiri atas beberapa ruas yang terpisah-pisah oleh sendi-sendi. Ruas paling pangkal adalah koksa, diikuti oleh trokanter, femeur, tibia dan tarsus.
Abdomen pada dasarnya mempunyai 11 ruas, secara umum ruas abdomen berbeda dari ruas thoraks. Ruas abdomen ke-10 kadang-kadang memiliki embelan serkus. 
Insecta atau serangga disebut juga dengan Hexapoda merupakan kelas terbesar dalam Arthropoda, beranggotakan kurang lebih 675.000 species yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Merupakan invertebrata yang hidup di tempat yang kering dan dapat terbang. Adanya sistem trachea insecta dapat bernafas di udara. Kemampuan terbang menolong insecta dalam mencari makan, bertemu dengan jenis kelamin lain, menghindarkan diri dari tangkapan musuh. Siklus hidup yang pendek menyebabkan berkembang biaknya cepat sekali pada keadaan yang menguntungkan. Habitat insecta di semua tempat, kecuali di laut. Sebagian hidup di dalam air tawar, tanah lumpur, parasit pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya. Makanan insecta bermacam-macam, misalnya bagian tanaman yang berupa akar, batang dan daun, buah-buhan, biji, serta butir tepung sari dari tanaman. Cabang ilmu yang mempelajari insecta disebut dengan Entomology.



V.                   ANALISIS DASAR
1.        Kupu-kupu (Eurema hecabe)
Klasifikasi  :
Kingdom    :  Animalia
Phylum       :  Arthropoda
Class           :  Insecta
Order          :  Lepidoptera
Family        :  Pieridae
Genus         :  Eurema
Species       :  Eurema hecabe
(Linnaeus,1758)
Pada praktikum kali ini, digunakan spesies hewan kupu-kupu (Eurema hecabe) sebagai salah satu spesies dari kelas insecta, yang digunakan untuk untuk mengenal bagian-bagian tubuh dari insecta.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa kupu-kupu (Eurema hecabe) merupakan salah satu jenis serangga yang termasuk dalam ordo lepidoptera. Kupu-kupu dewasa memiliki dua pasang sayap yang bersisik warna-warni. Kupu-kupu memiliki tipe mulut penghisap dan mengalami metamorfosis sempurna. Mulut kupu-kupu membentuk belalai atau proboscis yang digunakan untuk mengisap madu bunga (nektar) dan dapat digulung apabila tidak digunakan. Antena kupu-kupu bentuknya lurus dan ujungnya membesar dan berbintil.
Kupu-kupu pada umumnya aktif di siang hari (diurnal). Pada waktu istirahat sayap kupu-kupu tertutup vertikal di atas tubuh. Kupu-kupu juga mempunyai ekor yang terjulur ke belakang yang terletak di antara sayap. Kupu-kupu mempunyai sayap yang besar bersisik dan membentuk pola warna. Pada kupu-kupu tidak ditemukan mandibula. Maksila bersatu membentuk proboscis. Bentuk kakinya sama, biasanya tarsi beruas lima.    
2.        Capung (Libellula sp.)
Klasifikasi    :
Kingdom      : Animalia
Phylum         : Arthropoda
Class             : Insecta
Ordo             : Orthoptera
Family          : Blattidae
Genus           : Libellula
Species         : Libellula sp.
(Maskoeri, Jasin. 1987)
Pada praktikum kali ini, digunakan spesies hewan capung (Libelula sp.) sebagai salah satu spesies dari kelas insecta, yang digunakan untuk untuk mengenal bagian-bagian tubuh dari insecta.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa capung memiliki tubuh yang besar dan panjang. Kepalanya dapat digerakkan dengan bebas dengan mata besar. Libellula sp. memiliki sepasang sayap belakang dan sepasang sayap depan yang digunakan untuk terbang. Capung juga memiliki 3 pasang kaki yang digunakan untuk menangkap mangsa. Capung melakukan perkawinan di udara, larvanya hidup dalam air karena terdapat insang pada rectum. Capung juga mengalami metamorfosis sempurna seperti kupu-kupu.
Tubuh capung dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kepala (sefala), dada (thorax) dan perut (abdomen). Pada bagian kepala capung, terdapat sepasang mata yang digunakan untuk melihat. Selain itu, juga terdapat mulut yang memiliki tipe menggigit-mengunyah.
Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun. Capung meletakkan telurnya pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang senang dengan air menggenang, namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa.

3.        Semut Merah (Oecophylla sp.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Animalia
Phylum         :  Arthropoda
Classis          :  Insecta
Ordo             :  Hymenoptera
Familia          :  Formicidae
Genus           :  Oecophylla
Species         :  Oecophylla sp.
(Maskoeri, Jasin. 1987)
Pada praktikum kali ini, digunakan spesies hewan semut merah (Oecophylla sp.) sebagai salah satu spesies dari kelas insecta, yang digunakan untuk untuk mengenal bagian-bagian tubuh dari insecta.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa semut merah (Oecophylla sp.) atau yang disering disebut juga semut karerangga atau semut rang-rang memiliki ciri-ciri sebagai berikut tubuhnya berwarna merah kehitaman (jingga dengan abdomen bergaris kehitaman), memiliki ukuran tubuh panjang 1-2 cm yang dilengkapi dengan protonom yang melebar. Tubuh dari jenis ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Bentuk abdomen bulat 4 segmen dan bentuk mulut runcing serta memiliki tipe mulut penghisap dan penggigit.
Pada bagian kepala terdapat sepasang antena yang variable dan matasitor dan mulut. Mulut berfungsi sebagai alat untuk mengunyah dan menjilat. Metamorfosis pada jenis ini adalah metamorfosis yang sempurna.. Makanan dari jenis ini sebagian besar adalah berasal dari insecta kecil lainnya, dan juga nektar.
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot. Semut tidak memiliki paru-paru, melainkan memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Semut juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi.

4.        Semut Hitam (Monomorium sp.)
Klasifikasi       :
Kingdom        :  Animalia
Phylum           :  Arthropoda
Sub phylum    :  Mandibulata
Classis             :  Insecta
Ordo               :  Hymenoptera
Family             :  Formicidae
Genus             :  Monomorium
Species            :  Monomorium sp.
(Maskoeri, Jasin. 1987)
Pada praktikum kali ini, digunakan spesies hewan semut hitam (Monomorium sp.) sebagai salah satu spesies dari kelas insecta, yang digunakan untuk untuk mengenal bagian-bagian tubuh dari insecta.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa semut hitam (Monomorium sp.) memiliki ciri-ciri sebagai berikut  tubuhnya berwarna hitam pekat dan memiliki ukuran panjang tubuh 0,5 – 1,2 cm, bentuk abdomen lonjong dan bulat tumpul, memiliki bentuk mulut yang bulat serta memiliki tipe mulut penghisap.
Tubuh semut hitam terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat sepasang antena yang panjang dan lurus. Pada bagian kepala juga terdapat mulut, dengan tipe mengunyah dan menjilat. Makanan dari jenis ini sisa-sisa zat yang telah mati dan dengan menghisap sari-sari madu dari tanaman.
Pada bagian dada (thorax) semut hitam terdapat 3 pasang kaki yang digunakan untuk berjalan. Tubuh semut memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot.

5.        Belalang Hijau (Oxya chinensis)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Animalia
Phylum         :  Arthropoda
Classis          :  Insecta
Ordo             :  Orthoptera
Familia          :  Pamphogidae
Genus           :  Oxya
Spesies          :  Oxya chinensis
(Maskoeri, Jasin. 1987)
Pada praktikum kali ini, digunakan spesies hewan belalang hijau (Oxya chinensis) sebagai salah satu spesies dari kelas insecta, yang digunakan untuk untuk mengenal bagian-bagian tubuh dari insecta.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa belalang hijau (Oxya chinensis) memiliki tubuh yang memanjang dengan warna tubuh hijau muda. Tubuh belalang terdiri dari eksoskeleton yang membungkus sistem organ yang lunak sebelah dalam. Eksoskeleton ini merupakan kutikula yang tersusun atas kitin dan terbagi atas buku-buku. Tubuh belalang terdiri  atas tiga bagian, yaitu 1) Chepal, bagian ini tersusun atas enam buku yang menjadi satu; 2) Thorax, terdiri atas bagian anterior yang besar yang disebut prothorax, bagian tengah disebut mesothorax, dan bagian belakang yang disebut metathorax. Thorax tersusun atas tiga buku dengan kaki dan sayap dan 3) Abdomen, yang gilik terdiri atas 11 buku, dan buku ujung belakang mengalami modifikasi sehubungan dengan keperluan mengadakan kopulasi dan pelekatan telur.
Pada bagian kepala belalang, terdapat sepasang antena yang pendek. Belalang juga mempunyai sepasang mata mejemuk atau mata faset. Mata faset terdiri dari banyak mata tunggal atau omatidium yang masing-masing permukaannya berbentuk segi enam. Setiap mata tunggal atau omatidium memiliki lensa dan retina. Mata majemuk digunakan untuk melihat ke segala arah. Pada bagian kepala juga terdapat mulut. Tipe mulut pada belalang adalah menggigit-mengunyah. Juga ditemukan sepasang mandibula pada bagian kepala belalang.
Pada bagian dada (toraks) belalang, terdiri dari 3 segmen, yaitu protoraks (segmen depan), mesotoraks (segmen tengah) dan metatoraks (segmen belakang). Pada setiap segmen memiliki kaki jalan. Pada segmen protoraks dan mesotoraks terdapat sepasang sayap depan dan sepasang sayap belakang. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang
Pada bagian ujung abdomen belalang, terdapat ovipositor. Bagian perut pada belalang pada umumnya dibentuk oleh 11 segmen. Segmen ke-9 dan ke-10 membentuk alat kelamin. Pada belalang betina, kedua segmen terakhir ini membentuk alat peletak telur yang disebut ovipositor. Bentuknya memanjang dan runcing. Ovipositor digunakan untuk meletakkan telur dengan jalan menembus tanah atau buah-buahan, kemudian telur disalurankannya melalui ovipositor tersebut.
 
VI.                KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Insecta atau serangga disebut juga dengan Hexapoda merupakan kelas terbesar dalam phylum Arthropoda.
2.      Bagian tubuh insecta terdiri dari kepala (sefala), dada (thorax) dan perut (abdomen).
3.      Morfologi semut berbeda pada setiap spesiesnya, perbedaannya dapat dilihat dari warna tubuhnya, bentuk abdomennya, ukuran tubuhnya serta tipe mulutnya.
4.      Morfologi dari beberapa serangga pada percobaan ini adalah :
1)        Semut memiliki ukuran tubuh yang bermacam-macam dan warna yang bervariasi yang terdiri atas antena, kepala, thorax, serta abdomen yang memiliki 3 pasang kaki. Ada 2 jenis semut yang diamati yaitu Oecophylla sp dan Monomorium sp.
2)        Kupu-kupu terdapat sepasang antena yang membesar pada bagian ujungnya, memiliki sayap yang bersisik dan pola yang berwarna.
3)        Tubuh belalang terdiri dari tiga bagian yaitu Chepal, Thorax dan Abdomen. Pada bagian ujung abdomen belalang betina terdapat ovipositor, yaitu alat peletak telur.
4)        Capung memiliki ciri-ciri bersayap membran dua pasang yang mengandung vena melintang yang kompleks, predacius, kaki digunakan untuk menangkap insecta lainnya hanya pada waktu terbang, tidak untuk berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar