Jumat, 26 Juni 2015

Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan V Bunga Tunggal



PRAKTIKUM V
Topik               : Bunga Tunggal  
Tujuan             : Mengenal bunga tunggal dan bagian – bagiannya  
Hari/Tanggal   : Sabtu/ 4 April 2015
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin
I.                   ALAT DAN BAHAN
A.    Alat :
1.      Baki/Nampan
2.      Pisau/Cutter
3.      Alat tulis

B.     Bahan :
1.      Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
2.      Bunga Mawar (Rosa sp)
3.      Bunga Kaca piring  (Gardenia augusta)
4.      Bunga Pepaya (Carica papaya)
5.      Bunga Waru ( Hibiscus tiliaceus L.)

II.                CARA KERJA
1.      Mengamati bagian-bagian bunga: tangkai bunga (pedicellus), kelopak (calyx), mahkota (corolla), tenda bunga (perigonium), putik (stigma), benang sari (stamen), pendukung putik dan benang sari (andriginifor), bakal buah (karpelium), daun pemikat (lokblat).
2.      Menggambar hasil pengamatan.

III.             TEORI DASAR
Alat perkembangbiakan pada tumbuhan dibedakan dalam dua golongan, yaitu yang bersifat vegetataif dan yang generatif. Alat perkembangbiakan generatif tersebut bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa persarian (penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang disebut buah, yang didalamnya terkandung biji dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Tumbuhan yang hanya mempunyai satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta unifloral) sedangkan lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta multifloral). Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari:
a)      Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau,yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga. 
b)      Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran.  
c)      Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran.
Bagian-bagian hiasan bunga pada umumnya tersusun dalam dua lingkaran, yaitu:
1)      Kelopak (kalyx), bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah. 
2)      Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.  
Pada suatu bunga sering kita dapati tidak ada hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), atau hiasan bunga tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkota sama, baik bentuk dan warnanya. Hiasan bunga yang demikian dinamakan tenda bunga (perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala).
a)      Alat-alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga benang-benang sarinya dapat pula bebas atau  berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua lingkaran. Bahwasanya bagian ini merupakan penjelmaan daun.
b)      Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum), juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah. Kalau ada beberapa daun buah, maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian bunga yang terakhir.    
Berdasarkan bagian-bagian yang terdapat pada bunga kecuali tangkai dan dasar bunga, maka bunga dapat dibedakan dalam:
1)      Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completes), yang dapat terdiri atas: 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran dikatakan: bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam 5 lingkaran: pentasiklik.    
2)      Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos in-completes), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unsexualis).
Bunga yang mempunyai tenda bunga (perigonium), jadi jika kelopak dan mahkotanya sama bentuk maupun rupanya, seringkali dianggap sebagai bunga yang tidak lengkap pula.   

V.                   ANALISIS DATA
1.      Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Klasifikasi       :
Divisio             :  Magnoliophyta
Classis             :  Magnoliopsida
Sub classis       :  Dillenidae
Ordo                :  Malvales
Familia            :  Malvaceae
Genus              :  Hibiscus
Species            :  Hibiscus rosa-sinensis
(Van Steenis, 2003) 
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) merupakan bunga tunggal (planta uniflora) dengan bagian yang lengkap. Bunga kadang-kadang tumbuh di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris) atau di ujung cabang (flos terminalis). Bunga terdiri dari kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Tangkai bunganya (pedicellus) agak panjang, kelopak (calyx) berbentuk tabung dengan tepi bercangap. Mahkota (corolla) berwarna merah dan berjumlah 5. Fungsi pokok mahkota (corolla) ini adalah untuk menunjukkan penampilan yang menarik/atraktif.
Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) berbentuk terompet, putik (pistillum) dan benang sari (stamen) menjulur ke luar dari dasar bunga (receptaculum) karena mempunyai pendukung putik dan benang sari berupa tangkai yang panjang. Tangkai pendukung putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari, bunga sepatu memiliki 5 putik. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) ini juga memiliki 5 kelopak bunga, sekitar 10 benang sari dan terdapat 5 putik. Jadi, tumbuhan ini mempunyai rumus K(5), C(5), A(10). Pada bunga ini juga terdapat dasar bunga (receptaculum) yang merupakan ujung batang yang terhenti pertumbuhannya dan bentuknya menebal/melebar. Dasar bunga (receptaculum)ini menjadi pendukung bagian-bagian bunga. Bunga ini juga memiliki bakal buah namun jarang terjadi pembuahan.


2.      Bunga Mawar (Rosa sp)
Klasifikasi       :
Divisio             :  Magnoliophyta
Classis             :  Magnoliopsida
Sub classis       :  Rosidae
Ordo                :  Rosales
Familia            :  Rosaceae
Genus                          :  Rosa
Species            :  Rosa sp.
(Van Steenis, 2003) 
           Berdasarlan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga mawar (Rosa sp.) merupakan bunga tunggal (planta uniflora). Bunga ini tumbuh di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris). Bunga ini memiliki tangkai bunga (pedicellus) dan kelopak bunga (kalyx) yang melekat pada mahkotanya. Mahkota (corolla) berwarna indah. Warna bunga biasanya putih dan merah jambu atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Namun, bunga mawar (Rosa sp.) yang kami amati pada saat praktikum berwarna merah muda, terdapat putik (stigma) dan benang sari (stamen) yang beruang dua. Putik (stigma) dan benang sari (stamen) terletak dalam satu lingkaran berbentuk guci dan pendek. Putiknya lebih dari satu. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak. Bunga mawar (Rosa sp.) menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips. Masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Spesies dengan bunga yang terbuka lebar lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yang membantu penyerbukan sehingga cenderung menghasilkan lebih banyak buah. Bunga mawar (Rosa sp.) hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan. Sebagian buah mawar (Rosa sp.) berwarna merah dengan beberapa perkecualian seperti Rosa pimpinellifolia yang menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam.

3.      Bunga Kaca piring  (Gardenia augusta)
Klasifikasi       :
Divisio             :  Magnoliophyta
Classis             :  Magnoliopsida
Sub classis       :  Asteridae
Ordo                :  Rubiales
Familia            :  Rubiaceae
Genus              :  Gardenia
Species            :  Gardenia augusta
(Van Steenis, 2003) 
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga kaca piring (Gardenia augusta) merupakan bunga tunggal (planta uniflora) dengan bagian yang lengkap berwarna putih dan memiliki harum yang menyengat. Bunga kaca piring (Gardenia augusta) ini mempunyai daun mahkota yang sebagian kultivar mempunyai bunga ganda (daun mahkota berlapis). Kaca piring (Gardenia augusta) ini termasuk tanaman perdu tegak, tingginya sekitar 0,5 - 1,5 meter. Bunga hanya muncul sekuntum di ujung – ujung tangkai. Tangkai bunganya (pedicellus) pendek sehingga terlihat menyatu dengan kelopak bunganya, kelopak (calyx) dengan tepi berbagi. Mahkota (corolla) menyerupai terompet (hypocrateriformis), leher bunga berambut, panjang daun mahkota bunga 6 - 9 cm berwarna putih kekuningan berbentuk kipas dan agak tebal. Bunga ini memiliki putik (stigma) dan benang sari (stamen) dengan kepala sari (anthera) menempel pada mahkota (corolla).
Bunga sewaktu baru mekar berwarna putih bersih, tapi sedikit-sedikit berubah warna menjadi krem kekuningan. Bunga berbau sangat harum sehingga sering digunakan sebagai bahan baku minyak bunga. Harum bunga yang sepintas mirip melati banyak menarik minat serangga seperti beberapa spesies Lepidoptera dan semut. Buah berwarna kuning dengan daun kelopak yang masih menempel, berbentuk oval dan tidak akan retak walaupun sudah matang dan kering.

4.      Bunga Pepaya (Carica papaya)
Klasifikasi       :
Divisio             :  Magnoliophyta
Classis             :  Magnoliopsida
Sub clasis        :  Dilleniidae
Ordo                :  Violales          
Familia            :  Caricaceae
Genus              :  Carica
Species            :  Carica papaya L.
(Cronquist, 1981)
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga pepaya (Carica papaya L.) termasuk golongan tumbuhan poligam (polygamus), karena pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan (flos masculus), bunga betina (flos femineus) dan bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus). Bunga betina adalah bunga tunggal (planta uniflora), sedang bunga jantannya adalah bunga majemuk (planta multiflora) yang tumbuh di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris). Bentuk bunga ini adalah separti tandan (racemus). Bunga papaya (Carica papaya L.) memiliki tangkai bunga (pedicellus). Bunga papaya (Carica papaya L.) ini tidak dapat ditentukan mahkota atau kelopak bunganya karena itu disebut dengan tenda bunga (perigonium). Tenda bunga papaya (Carica papaya L.) ini keras dan tebal. Bunga papaya betina memiliki bakal buah yang besar dengan putik (pistillum) di atasnya. Begitu pula bunga papaya jantan memiliki benang sari (stamen). Bunga ini berwarna putih. Pada bunga ini terdapat tepung sari (pollen) yang apabila diraba terasa seperti adanya tepung yang melekat yang biasanya berwarna kuning.

5.      Bunga Waru ( Hibiscus tiliaceus L.)
Klasifikasi      : :
Kingdom        :    Plantae
Divisi              :    Spermatophyta
SubDivisi        :    Angiospermae
Kelas              :    Dicotyledoneae
SubKelas        :    Dialypetalae
Ordo               :    Malvales
Famili             :   
Malvaceae
Genus             :    Hibiscus
Spesies            :    Hibiscus tiliaceus L.
(Van Steenis, 2003)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga waru (Hibiscus tiliaceus L.) merupakan bunga tunggal (planta uniflora). Mahkota bunga (corolla) berbentuk kipas, berwarna kuning dengan noda ungu kemerahan pada pangkal. Mahkota bunga (corolla) berjumlah 5 lembar. Tabung benang sari  keseluruhan ditempati oleh kepala sari (anthera) berwarna kuning dan satu putik (pistillum) berwarna kemerahan diujungnya. Bunga waru (Hibiscus tiliaceus L.) memiliki tangkai bunga (pedicellus) yang cukup panjang dan memiliki kelopak bunga (kalyx). Bunga waru (Hibiscus tiliaceus L.) ini juga memiliki pendukung putih dan benang sari berupa tangkai. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Daun kelopak tambahan sampai lebih dari separohnya melekat, dengan 8-1 taju. Panjang kelopak 2,5 cm, beraturan bercangap 5. Daun mahkota bentuk kipas, berkuku pendek dan lebar, panjang 5-7,5 cm, kuning dengan noda ungu pada pangkal, oranye dan akhirnya berubah warna menjadi kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan ditempati oleh kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah berbentuk telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup.

VI.                KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.        Bunga tunggal adalah tumbuhan yang memiliki satu bunga saja dalam satu tangkai bunga (unifloral)
2.        Letak bunga tunggal bisa diujung batang, pada buku-buku batang ataupun di ketiak daun.
3.        Bagian-bagian bunga tunggal antara lain: tangkai bunga (pedicellus), kelopak (calyx), mahkota (corolla), tenda bunga (perigonium), putik (stigma), benang sari (stamen), pendukung putik dan benang sari (andriginifor), bakal buah (karpelium), daun pemikat (lokblat).
4.        Bunga dapat dibedakan menjadi dua apabila dilihat dari bagian-bagian yang terdapat pada bunga kecuali tangkai dan dasar bunga yaitu bunga lengkap atau bunga sempurna dan bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna.
5.        Pada praktikum kali ini yang termasuk bunga tunggal adalah bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), bunga Mawar (Rosa sp), bunga Kaca piring  (Gardenia augusta), bunga Pepaya (Carica papaya), bunga Waru ( Hibiscus tiliaceus L.).
6.        Yang termasuk bunga lengkap adalah Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), Bunga mawar (Rosa sp.), Bunga kaca piring (Gardenia augusta), dan Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus L.).
7.        Sedangkan yang termasuk bunga tidak lengkap adalah Bunga pepaya (Carica papaya L.).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar