Jumat, 26 Juni 2015

Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan IV Bentuk Batang, Arah Tumbuh, Permukaan dan Modifikasi Batang



PRAKTIKUM IV

Topik               : Bentuk Batang, Arah Tumbuh, Permukaan dan Modifikasi Batang
Tujuan             : Untuk mengetahui bermacam – macam bentuk batang, arah
tumbuh batang, permukaan dan modifikasinya.
Hari/Tanggal   : Sabtu/ 28 Maret 2015
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin
I.                I. ALAT DAN BAHAN
A.    Alat :
1.      Baki/Nampan
2.      Pisau/Cutter
3.      Alat tulis
B.     Bahan :
1.      Rumput teki (Cyperus rotundus)
2.      Mendong (Fimbrystilis sp.)
3.      Pisang (Musa paradisiaca L.)
4.      Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)
5.      Sirih (Piper betle L.)
6.      Bambu (Bambusa sp.)
7.      Kaktus (Opuntia vulgaris)
8.      Pepaya (Carica papaya L.)
9.      Jambu biji (Psidium guajava L.)
10.  Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
11.  Ketapang (Terminalia catappa L.)
12.  Bogenvil (Bougainvillea spectabilis)



II.          CARA KERJA                       
A.    Mengamati dan menentukan :
1.      Habitus keseluruhan: herba, herba berkayu, perdu, rumput – rumputan, teki – tekian. 
2.      Tipe batang: herbaceous, berkayu, batang rumput, batang mendong.
3.      Bentuk batang: bulat, persegi, pipih.
4.      Permukaan batang: licin, berusuk, beralur, bersayap, berambut, berduri, dll.
5.      Arah tumbuh batang: tegak lurus, menggantung, berbaring, menjalar, membelit, memanjat, condong, mengangguk.
6.      Tipe percabangan: monopodial, simpodial, dikotom.
7.      Arah tumbuh batang.
B.     Menggambar hasil pengamatan.

III.             III. TEORI DASAR
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang sangat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tumbuh tumbuhan,batang  adalah sumbu tubuh tumbuhan.
Sifat-sifat batang antara lain adalah sebagai berikut:
a.       Berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula berbentuk lain, tetapi selalu bersifat aktinomorf.
b.      Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan tiap buku-buku terdapat daun.
c.       Tumbuhnya ke atas menuju cahaya/ bersifat fototrof atau heliotrof.
d.      Bertambah panjang di ujung.
e.       Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tida digugurkan kecuali cabang atau ranting yang kecil.
f.       Tidak berwarna hijau kecuali pada tumbuhan yang umu nya pendek.
Fungsi batang bagi tumbuhan :
a.       Mendukung bagian-bagian yang ada di atas tanah.
b.      Memperluas asimilasi.
c.       Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil asimilasi dari atas ke bawah.
d.      Tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.
Tumbuhan dibedakan tumbuhan berbatang jelas dan tidak berbatang:
Tumbuhan berbatang jelas:
1.      Batang basah (herbaceous)
2.      Batang berkayu (lignosus)
3.      Batang rumput (calmus)
4.      Batang mendong (calamus)
Macam-macam bentuk batang:
1.      Bulat (teres)
2.      Bersegi (angularis)
3.      Pipih
Macam-macam permukaan batang :
1.      Licin (laevis)
2.      Berusuk (costatus)
3.      Beralur (sulcatus)
4.      Bersayap (alatus)
5.      Berambut (Pilesus)
6.      Berduri (spinosus)
7.      Memperlihatkan bekas-bekas daun
8.      Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu
9.      Memperlihatkan banyak lentisel
10.  Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak

Arah tumbuh batang dibedakan 8 macam:
1.      Tegak lurus (erectus)
2.      Menggantung (dependens, pendulus)
3.      Berbaring (humifusus)
4.      Menjalar atau merayap (repens)
5.      Serong ke atas atau condong (ascendens)
6.      Mengangguk (nutans)
7.      Memanjat (scandens)
8.      Membelit (volubilis)
§  Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis)
§  Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis)
Percabangan dibedakan :
1.      Percabangan monopodial
2.      Percabangan simpodial
3.      Percabangan dikotom/menggarpu
Arah tumbuh cabang dibedakan :
1.      Tegak (fastigiatus)
2.      Condong ke atas (patens)
3.      Mendatar (horizontalis)
4.      Terkulai (declinatus)
5.      Bergantung (pendulus)

V.     ANALISIS DATA

         1.      Rumput teki (Cyperus rotundus)
                        Klasifikasi       :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Commelinidae
Ordo                : Cyperales
Familia            : Cyperaceae
Genus              : Cyperus
Species            : Cyperus rotundus
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, rumput teki (Cyperus rotundus) mempunyai jenis habitus herba yaitu batangnya lunak dan berair. Tipe batangnya batang mendong (calamus) yaitu seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas – ruas yang lebih panjang. Bentuk batangnya bersegi bangun segitiga (triangularis). Permukaan batang rumput teki (Cyperus rotundus) ini licin (laevis) dengan arah tumbuh batangnya tegak lurus ke atas (erectus). Tipe percabangan pada rumput teki yaitu monopodial karena batang utama terlihat jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya), daripada cabang – cabangnya, daun terletak di atas. Batang rumput teki (Cyperus rotundus) ini berwarna hijau, sedangkan yang muda berwarna putih.

2.      Mendong (Fimbrystilis sp.)
Klasifikasi       :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Commelinidae
Ordo                : Cyperales
Familia            : Cyperaceae
Genus              : Fimbrystilis
Species            : Fimbrystilis sp.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, mendong (Fimbrystilis sp.) memiliki ciri-ciri batang yang serupa dengan rumput teki tapi tanaman ini lebih besar. Mendong (Fimbrystilis sp.) adalah tanaman dengan jenis habitus herba. Seperti namanya, tipe batang tumbuhan ini adalah batang mendong (calamus) yaitu seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas – ruas yang lebih panjang. Bentuk batangnya bersegi bangun segitiga (triangularis). Permukaan batangnya bersayap (alatus) karena biasanya pada batang bersegi, tetapi pada sudut – sudutnya terdapat pelebaran yang tipis.  Bentuk batang mendong (Fimbrystilis sp.)  bersegi bangun segitiga (triangularis) dengan arah tumbuhnya yang tegak lurus (erectus) ke atas. Batang mendong memiliki tipe percabangan monopodial karena batang utama panjang tumbuh ke atas terlihat jelas dan di ujungnya baru terdapat bunga dan daunnya.

3.      Pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi       :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Liliopsida
Sub classis       : Zingeberidae
Ordo                : Zingeberales
Familia            : Musaceae
Genus              : Musa
Species                        : Musa paradisiaca L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, tanaman pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan tanaman jenis herba. Pada tanaman pisang (Musa paradisiaca L.) yang tampak seperti batang yang terdapat daun merupakan batang semu yang berupa tumpukan atau kumpulan-kumpulan pelepah daun, yang mana terdiri dari upih daun (pelepah) yang saling balut-membalut, sedangkan batang yang sebenarnya terdapat di dalam tanah. Tipe batang pisang (Musa paradisiaca L.) adalah batang basah (herbaceous) yaitu batang yang lunak dan berair dengan bentuk batang yang bulat (teres), permukaan batang licin (laevis) yang mana batang pisang (Musa paradisiaca L.) ini diselimuti oleh bekas-bekas pelepah daun, arah tumbuh batang tegak lurus dan tipe percabangan monopodial karena batang utama terlihat jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya), daripada cabang – cabangnya.

4.      Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)
Klasifikasi       :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub classis       : Rosidae
Ordo                : Fabales
Familia            : Fabaceaea
Genus              : Clitoria
Species            : Clitoria ternatea L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, Kembang Telang (Clitoria ternatea L.) merupakan tanaman herba berkayu dengan tipe batang basah (herbaceous) yaitu batang yang lunak dan berair. Bentuk batangnya bulat (teres) dan permukaan batangnya beralur (sulcatus) karena batang yang membujur terdapat alur – alur yang jelas. Arah tumbuh batang tanaman ini membelit ke kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam (sinistrorsum volubilis), batang pembelit digunakan untuk melilit penunjangnya. tipe percabangan monopodial karena batang utama terlihat jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya), daripada cabang – cabangnya, dan warna batang hijau. Batang tanaman ini naik ke atas dengan menggunakan cabang pembelit dan meliliti penunjangnya yang jika kita ikuti jalannya batang yang membelit itu, maka penunjang akan selalu berada di sebelah kiri kita. Cabang-cabangnya merupakan pendukung daun-daun dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang atau bersifat sirung panjang. Batang kembang telang (Clitoria ternatea L.) ini berwarna batang hijau.

5.      Sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi       :
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub classis       : Magnoliidae
Ordo                : Piperales
Famili              : Piperaceae
Genus              : Piper
Species            : Piper betle L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, sirih (Piper betle L.) merupakan jenis tanaman herba dengan tipe batang berkayu (lignosus) yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon – pohon (arbores) dan semak – semak (frutices). Bentuk batang tanaman ini bulat (teres) dengan permukaan batang yang licin (laevis) dan beralur (sulcatus). Disebut beralur (sulcatus) karena batang yang membujur terdapat alur – alur yang jelas. Arah tumbuh batang sirih (Piper betle L.) memanjat (scandes) karena batang yang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat – alat khusus untuk “berpegangan” pada penunjangnya ini. Untuk tumbuhan sirih (Piper betle L.) penunjangnya ialah akar pelekat. Untuk dapat memanjat, tanaman ini menggunakan akar pelekatnya yang terdapat pada tiap bukunya. Tipe percabangan monopodial karena batang utama terlihat jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya), daripada cabang – cabangnya.

6.      Bambu (Bambusa sp)
Klasifikasi       :
Divisio             : Magnoliophyta
Clasis               : Liliopsida
Sub clasis        : Commelinidae
Ordo                : Cyperales
Familia            : Poaceae
Genus              : Bambusa
Species            : Bambusa sp
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, tumbuhan bambu (Bambusa sp) memiliki habitus herba berkayu karena batangnya berair namun cukup tegar atau keras. Tipe batangnya batang berkayu (lignosus) yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon – pohon (arbores) dan semak – semak (frutices). Bentuk batang bambu (Bambusa sp) bulat (teres). Permukaan batang bamboo (Bambusa sp) ini licin (laevis) dan terlihat ruas-ruas yang jelas. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) menjulang ke atas dan tipe batangnya monopodial karena batang utama terlihat jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya), daripada cabang – cabangnya. Warna batangnya biasanya hijau dan jika sudah tua akan menguning atau cokelat. Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligulanya terdapat antara sambungan antara pelepah daun daun pelepah buluh. Pelepah buluh sangat penting fungsinya yaitu buluh ketika masih muda. Ketika buluh tumbuh dewasa dan tinggi, pada beberapa jenis bambu pelepahnya luruh, tetapi pada jenis lain ada pula yang pelepahnya tetap menempel pada buluh tersebut, seperti pada jenis bambu talang. Batang tanaman bambu (Bambusa sp) dapat tumbuh mencapai puluhan meter tingginya.

7.      Kaktus (Opuntia vulgaris)
      Klasifikasi       :
      Divisio             : Magnoliophyta
      Classis             : Magnoliopsida
      Sub classis       : Caryophyllidae
      Ordo                : Caryophyllales
      Familia            : Cactaceae
      Genus              : Opuntia
      Species            :Opuntia vulgaris Mill.
      (Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan Tumbuhan kaktus (Opuntia vulgaris) memiliki tipe habitus herba dan tipe batangnya adalah batang basah (herbaceous) yaitu batang yang lunak dan berair. Pada batang kaktus (Opuntia vulgaris)  digunakan sebagai tempat peninbunan air jadi kaktus dapat hidup di tempat yang kekurangan air. Bentuk batang kaktus jenis ini adalah batang pipih kladodia (cladodium) karena batangnya tumbuh terus dan mengadakan percabangan. Permukaan batang kaktus ini licin (laevis) namun berduri (spinosus). Duri – duri  yang melekat pada batang tersebut merupakan modifikasi dari dahan maupun daun (folium). Arah tumbuhnya serong ke atas atau condong (ascendes) karena pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas dan bertipe percabangan monopodial karena batang utama terlihat jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya), daripada cabang – cabangnya. Batang tumbuhan kaktus (Opuntia vulgaris) berwarna hijau.

8.      Pepaya (Carica papaya L.)
      Klasifikasi       :
      Divisio             : Magnoliophyta
      Classis             : Magnoliopsida
      Sub classis       : Dilleniidae
      Ordo                : Violales
      Familia            : Caricaceae
      Genus              : Carica
      Species            : Carica papaya L.
      (Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, tumbuhan pepaya (Carica papaya L.) memiliki habitus herba berkayu karena batangnya berair namun cukup tegar atau keras. tumbuhan pepaya (Carica papaya L.) memiliki tipe batang berkayu (lignosus) yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon – pohon (arbores) dan semak – semak (frutices). Bentuk batangnya bulat (teres) dan berongga di dalamnya. Permukaan batang pepaya ini memiliki bercak menonjol yang memperlihatkan bekas – bekas  daun. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan jelas sekali tipe percabangnnya monopodial karena batang utama terlihat jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya), daripada cabang – cabangnya. Batang tumbuhan pepaya (Carica papaya L.) berwarna hijau kecoklatan.

9.      Jambu biji (Psidium guajava L.)
       Klasifikasi       :
       Divisio             : Magnoliophyta
       Classis             : Magnoliopsida
       Sub classis       : Rosiidae
       Ordo                : Myrtales
       Familia            : Myrtaceae
       Genus              : Psidium
       Species            : Psidium guajava L.
       (Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) termasuk habitus herba berkayu karena batangnya berair namun cukup tegar atau keras. Batang tanaman ini keras dan kuat karena mengandung kayu (lignin). Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki tipe batang  batang berkayu (lignosus) yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon – pohon (arbores) dan semak – semak (frutices). Bentuk batangnya bulat (teres). Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.)  memiliki permukaan batang yang memperlihatkan licin (laevis) dan memperlihatkan lepasnya kerak (bagian kulit yang mati). Arah tumbuh batang jambu biji tegak lurus (erectus) dan tipe percabangannya simpodial yaitu batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya. Warna batang tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) coklat. Tumbuhan biji belah pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan keujung semakin mengecil,jadi batangnya dapat di pandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang dan mempunyai percabangan. Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula sucre scens) yaitu cabang – cabang kecil dengan ruas – ruas yang pendek yang selain daun juga merupakan pendukng bunga dan buah.

10.  Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
       Klasifikasi           :
       Divisio                 : Magnoliophyta
       Classis                 : Magnoliopsida
       Sub classis           : Magnoliidae
       Ordo                    : Casuarinales
       Familia                : Casuarinaceae
       Genus                  : Casuarina
       Species                : Casuarina equisetifolia L.
       (Cronquist, 1981)
              Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, Pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.) memiliki habitus pohon dengan tipe batangnya yang pasti berkayu (lignosus). Disebut berkayu (lignosus) karena batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon – pohon (arbores) dan semak – semak (frutices). Bentuk batangnya bulat (teres) dengan batang tanamannya terdapat bekas tangkai daun dan ada juga bekas-bekas epidermis yang mengelupas. Permukaan pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.) yang beralur (sulcatus) karena batang yang membujur terdapat alur – alur yang jelas. Arah tumbuh batang cemara ini tegak lurus ke atas (erectus). Pohon cemara ini tinggi dan bertipe percabangan monopodial karena batang utama terlihat jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya), daripada cabang – cabangnya.. Batang utamanya terlihat jelas ditengah-tengah. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan menahun, yaitu tumbuhan yang dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun, bahakan selama ratusan tahun. Warna daun tumbuhan ini yaitu hijau dan batangnya berwarna kehitaman.

11.  Ketapang (Terminalia catappa L.)
      Klasifikasi       :
      Divisio             : Magnoliophyta
      Calssis             : Magnoliopsida
      Subclassis        : Rosiidae
      Ordo                : Myrtales
      Familia            : Combretaceae
      Genus              : Terminalia    
      Species            : Terminalia catappa L.
      (Cronquist, 1981)
              Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, pohon ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki habitus herba berkayu karena batangnya berair namun cukup tegar atau keras.  Tipe batang pohon ketapang (Terminalia catappa L.) yaitu batang berkayu (lignosus) karena batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon – pohon (arbores) dan semak – semak (frutices). Bentuk batangnya bulat (teres) dengan permukaan batangnya kasar. Arah tumbuh batang ketapang (Terminalia catappa L.) ini mendatar dan bertipe percabangan monopodial karena batang utama terlihat jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya), daripada cabang – cabangnya. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan menahun, yaitu tumbuhan yang dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun, bahkan selama ratusan tahun. Warna daun tumbuhan ini yaitu hijau dan batangnya berwarna cokelat. Biasanya pada batangnya banyak terdapat lumut kerak, tapi bukan berarti semua ketapang harus mempunyai lumut kerak. Pohon ketapang kerap ditanam sebagai pohon peneduh di tanam ataupun di pinggir jalan. Pohon ketapang mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang khas. Cabangnya mendatar dan tajuknya bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda.

12.  Bogenvil (Bougainvillea spectabilis)
       Klasifikasi       :
       Divisio             : Magnoliophyta
       Classis             : Magnoliopsida
       Sub classis       : Caryophyllidae
       Ordo                : Caryophyllales
       Familia            : Nyctaginaceae
       Genus              : Bougainvillea
       Species            : Bougainvillea spectabilis Willd.
       (Cronquist, 1981)
            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, bogenvil (Bougainvillea spectabilis) merupakan habitus herba berkayu karena batangnya berair namun cukup tegar atau keras. Tipe batangnya batang berkayu (lignosus) karena batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon – pohon (arbores) dan semak – semak (frutices). Batang tanaman ini keras dan kuat karena mengandung lignin. Walaupun tanaman ini berkayu tapi tidak pernah tinggi (pertumbuhan terbatas). Bogenvil (Bougainvillea spectabilis) mempunyai bentuk batang yang bulat (teres) dan permukaan batangnya kasar. Arah tumbuhnya yaitu tegak lurus (erectus). Tipe pecabangan bogenvil (Bougainvillea spectabilis) itu simpodial yaitu batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya. Warna batang yang masih muda hijau dan batang yang tua berwarna coklat. Sistem perakarannya  adalah tunggang. Dengan akar-akar cabang yang melebar ke semua arah dengan kedalaman 40  cm – 80 cm. Akar yang terletak dekat permukaan tanah kadang tumbuh terus atau akar bakal tanaman bara.



 VI.          KESIMPULAN
                 Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Bentuk batang pada tumbuhan yang diamati antara lain: bulat contohnya : Rumput teki (Cyperus rotundus), Mendong (Fimbrystilis sp.), Pisang (Musa paradisiaca L.), Kembang Telang (Clitoria ternatea L.), Sirih (Piper betle L.), Bambu (Bambusa sp), Kaktus (Opuntia vulgaris), Pepaya (Carica papaya L.), Jambu biji (Psidium guajava L.), Cemara (Casuarina equisetifolia L.), Ketapang (Terminalia catappa L.), dan Bogenvil (Bougainvillea spectabilis).
2.      Bentuk batang kebanyakan bulat yang berbeda hanya Rumput teki (Cyperus rotundus) dan Mendong (Fimbrystilis sp.) dengan bentuk bersegi dengan bangun segitiga, Kaktus (Opuntia vulgaris) dengan bentuk pipih, dan Pepaya (Carica papaya L.) dengan bentuk bulat dan berongga.
3.      Arah tumbuh batang kebanyakan tegak lurus yang berbeda hanya Kembang Telang (Clitoria ternatea L.) yang membelit ke kiri, Sirih (Piper betle L.) yang memanjat dengan akar pelekat, Kaktus (Opuntia vulgaris) yang sorong ke atas atau condong, dan Ketapang (Terminalia catappa L.) yang mendatar.
4.      Permukaannya batang tumbuh-tumbuhan pada percobaan ini memperlihatkan permukaan batang yang berbeda, antara lain: permukaan batang licin seperti pada batang Rumput teki (Cyperus rotundus), Pisang (Musa paradisiaca L.), Sirih (Piper betle L.), Bambu (Bambusa sp), Kaktus (Opuntia vulgaris), dan Jambu biji (Psidium guajava L.). Permukaan bersayap pada batang Mendong (Fimbrystilis sp.), Permukaan beralur pada batang Kembang Telang (Clitoria ternatea L.), Sirih (Piper betle L.), dan Cemara (Casuarina equisetifolia L.). Permukaan  berduri pada batang Kaktus (Opuntia vulgaris). Memperlihatkan bekas lepasnya daun misalnya pada batang pepaya (Carica papaya L.). Permukaan yang kasar diperlihatkan oleh batang Ketapang (Terminalia catappa L.), dan Bogenvil (Bougainvillea spectabilis).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar