Jumat, 26 Juni 2015

Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan VIII Akar dan Modifikasinya



PRAKTIKUM VIII

Topik               :    Akar Dan Modifikasinya  
Tujuan             :    Mengenal tipe – tipe akar dan bentuk - bentuknya serta modifikasinya dari akar pada beberapa tumbuhan.
Hari/Tanggal   :    Sabtu/ 2 Mei 2015
Tempat            :    Laboratorium Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin

I.                   ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
1.   Baki / nampan
2.   Lup
3.   Pisau / cutter
4.   Alat tulis

B.     Bahan
1.        Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
2.        Lombok (Capsicum sp.)
3.        Terong (Solanum sp.)
4.        Wortel (Daucus carota L.)
5.        Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
6.        Singkong (Manihot utillisima Burm. F.)
7.        Laos (Alpinia galanga)
8.        Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
9.        Padi (Oryza sativa L.)
10.    Benalu (Loranthus sp.)
11.    Sirih (Piper betle L.)

II.                CARA KERJA
1.        Mengamati bagian-bagian akar: leher akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut-rambut akar dan tudung akar.
2.        Mengamati tipe perakaran: serabut atau tunggang.
3.        Mengamati bentuk modifikasi akar : tombak, gasing, benang.
4.        Mengamati bentuk-bentuk dari modifikasi akar : akar udara, akar penghisap, akar pelekat, akar pembelit, akar nafas, akar tunjang, akar lutut atau akar banir.
5.        Menggambar hasil pengamatan.

III.             TEORI DASAR
Akar adalah bagian pokok yang ketiga disamping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya sudah merupakan kormus, Akar pada umumnya mempunyai sifat-sifat yaitu :
1.    Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop), meninggalkan udara dan cahaya.
2.    Warnanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
3.    Tumbuh terus pada ujungnya tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika dibandingkan dengan batang.
4.    Berbentuk meruncing, sehingga lebih mudah untuk menembus tanah.
Bagi Tumbuhan akar mempunyai fungsi untuk :
1.    Memperkuat berdirinya tumbuhan
2.    Menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut dalam air dari dalam tanah.
3.    Mengangkut air dan zat-zat makanan ketempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan.
4.    Tempat penimbunan makanan.

               Bagian-bagian akar pada umumnya dapat dibedakan menjadi 7, yaitu :
1.      Leher akar atau pangkal akar (collum)
2.      Ujung akar (apex radicis)
3.      Batang akar (corpus radicis)
4.      Cabang-cabang akar (radix lateralis)
5.      Serabut akar (fibrilla radicalis)
6.      Rambut-rambut akar (pilus radicalis)
7.      Tudung akar (calyptra)
      Pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam system perakaran yaitu system akar tunggang (radix primaria) dan system akar serabut (radix adventica). Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibedakan atas :
1)      Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang.
         Akar tunggang yang tidak bercabang ini biasanya berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan sehingga memeliki bentuk yang istimewa seperti :
1.   Berbentuk sebagai tombak (fusiformis)
2.   Berbentuk gasing (napiformis)
3.   Berbentuk benang (filiformis)
2)      Akar tunggang yang bercabang
         Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi. Sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, sehingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.
         Sistem perakaran serabut pada tanaman dapat di bedakan atas 3 hal yaitu :
1.       Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
2.       Akar-akar serabut kaku keras dn cukup besar seperti tambang.
3.       Akar serabut besar-besar hampir seperti lengan.
Dilihat dari cara hidup suatu tanaman, maka pada berbagai jenis tumbuhan sering kita temukan akar-akar yang mempunyai sifat dan fungsi khusus misalnya :
1.       Akar udara atau akar gantung (radix aereus)
2.       Akar penggerek atau akar penghisap (houstorium)
3.       Akar pelekat (radix adligans)
4.       Akar pembelit (orrhus radicalis)
5.       Akar nafas (pneumatophora)
6.       Akar tunjang
7.       Akar lutut
8.       Akar banir.

V.                   ANALISIS DATA
1.          Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Liliopsida
Sub classis    :  Commelinidae
Ordo             :  Cyperales
Familia          :  Cyperaceae
Genus           :  Cyperus
Species         :  Cyperus rotundus L.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan tumbuhan yang memiliki tipe akar serabut (radix adventicia) yaitu akar yang memiliki akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama, dan semuanya keluar dari pangkal akar. Kemudian bermodifikasi menjadi akar rimpang yang berada didalam tanah. Akar rumput ini bukan berasal dari calon akar yang asli sehingga dapat dikatakan akar luar dengan bentuk serabut yang kecil seperti benang. Akar ini mempunyai percabangan yang bertujuan untuk memperluas bidang bidang penyerapan serta untuk memperkuat berdirinya batang.
Rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan akar serabut karena akar bukan berasal dari calon akar yang asli dan bentuknya seperti serabut. Bentuk akarnya adalah benang atau filiformis karena akar yang menyusun akar-akar serabut kecil seperti benang.
Tanaman rumput teki (Cyperus rotundus L.) ini biasanya tumbuh berumpun, sehingga terdapat rimpang yang merayap atau seperti umbi dengan geragih yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara vegetatif.

2.          Lombok (Capsicum sp.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae.
Divisio          :  Magnoliophyta.
Classis          :  Magnoliopsida.
Subclassis     :  Asteridae.
Ordo             :  Solanales.
Familia          :  Solanaceae.
Genus           :  Capsicum.
Spesies          :  Capsicum sp.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, akar pada tanaman lombok (Capsicum sp.) mempunyai sistem perakaran tunggang (radix primaria) karena tumbuhan lombok (Capsicum sp.) termasuk tumbuhan dikotil, dengan bentuk akar berupa benang bercabang. Memiliki akar serabut karena memiliki akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama, dan semuanya keluar dari pangkal akar. Tanaman ini memiliki bagian-bagian akar seperti akar utama, ujung akar, leher akar, serabut akar, cabang akar, dan rambut akar. Akar tanaman ini tidak mengalami modifikasi. Akar pada tanaman lombok (Capsicum sp.) mempunyai sistem perakaran tunggang (radix primaria) karena lombok (Capsicum sp.) termasuk tumbuhan dikotil, dengan bentuk akar berupa benang. Memiliki akar serabut karena memiliki akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama, dan semuanya keluar dari pangkal akar.
Tipe akar Lombok (Capsicum sp.) adalah akar tunggang (radix primaria) karena akar pokok yang berasal dari akar lembaga. Bentuk akarnya tunggang bercabang atau ramos us. Tidak mengalami modifikasi akar.

3.          Terong (Solanum sp.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae.
Divisio          :  Magnoliophyta.
Classis          :  Magnoliopsida.
Sub classis    :  Asteridae.
Ordo             :  Solanales.
Familia          :  Solanaceae.
Genus           :  Solanum.
Spesies          :  Solanum sp.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, akar pada tanaman terong (Solanum sp.) mempunyai sistem perakaran tunggang (radix primaria) dan pada terong (Solanum sp.) dapat dilihat dengan jelas mana batang akar sehingga dapat dibedakan, cabang akar, serabut akar dan rambut-rambut akar. Terong (Solanum sp.) dikatakan akar tunggang (radix primaria) karena pada terong (Solanum sp.), akar lembaganya tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar terong (Solanum sp.) tidak mengalami modifikasi, hanya saja, akar lembaganya tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Tipe akar dari terong (Solanum sp.) adalah akar tunggang (radix primaria) karena berasal dari akar lembaga. Bentuk akarnya adalah benang (filiformis) karena walaupun seperti akar serabut namun tidak begitu mengalami percabangan. Tidak mengalami modifikasi akar.

4.          Wortel (Daucus carota L.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae.
Divisio          :  Magnoliophyta.
Classis          :  Magnoliopsida.
Sub Classis   :  Rosidae.
Ordo             :  Apiales.
Familia          :  Apiaceae.
Genus           :  Daucus.
Species         :  Daucus carota L.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, wortel (Daucus carota L.) merupakan tumbuhan yang memiliki tipe akar tunggang (radix primaria). Wortel (Daucus carota L.) memiliki akar berbentuk tombak (fusimorfis) yang pangkal akarnya membesar runcing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan. Akar wortel (Daucus carota L.) merupakan modifikasi dari umbi akar (tuber rhizogenum) yang merupakan tempat penimbunan cadangan makanan. Wortel (Daucus carota L.) memiliki akar berbentuk tombak (fusiformis) yang pangkal akarnya membesar runcing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan. Akar wortel (Daucus carota L.) mengalami modifikasi menjadi umbi akar (tuber rhizogenum) yang merupakan tempat penimbunan cadangan makanan yang dapat dikonsumsi hewan dan manusia.
Akar wortel (Daucus carota L.) berbentuk tombak (fusiformis) dan merupakan tipe akar tunggang (radix primaria) yang tidak bercabang. Berbentuk seperti tombak atau fusiformis karena pangkalnya yang besar dan meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akae sebagai percabangan yang biasanya menjadi tempan penimbunan makanan. Akarnya ini merupakan modifikasi yang disebut dengan umbi akar (tuber rhizogenum).

5.          Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae.
Divisio          :  Magnoliophyta.
Classis          :  Magnoliopsida.
Sub Classis   :  Caryophyllidae.
Ordo             :  Caryophyllales.
Familia          :  Chenopodiceae.
Genus           :  Pachyrrhizus.
Species         :  Pachyrrhizus erosus Urb.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, akar bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.) merupakan akar tunggang (radix primaria) yang berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan makanan cadangan. Umbi bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.) ini mempunyai bentuk seperti gasing (napiformis), yaitu memiliki pangkal akar yang besar dan membulat, cabangnya berupa akar-akar serabut yang hanya terdapat pada ujung yang sempit meruncing. Akar berbentuk gasing ini juga termasuk dalam akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang. Akar bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.) mengalami modifikasi menjadi umbi akar (tuber rhizogenum) yang berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan cadangan.
Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.) memiliki tipe akar tunggang karena akar yang berasal dari akar lembaga. Akarnya ini berbentuk seperti gasing yang kemudian disebut sebagai akar gasing (napiformis). Dinamakan akar gasing (napiformis) karena pangkal akarnya besar membulat, akar-akar serabut sebagai cabang ganya pada ujung yang sempit dan meruncing. Mengalami modifikasi pada akarnya yaitu umbi akar (tuber rhizogenum).

6.          Singkong (Manihot utillisima Burm. F.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Magnoliopsida
Sub Classis   :  Rosidae
Ordo             :  Euphorbiales
Familia          :  Euphorbiaceae
Genus           :  Manihot
Species         :  Manihot utilisima Burm. F.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, akar singkong (Manihot utillisima Burm. F.) merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut (radix adventica). Akarnya dapat bermodifikasi menjadi umbi akar (tuber rhizogenum) yang merupakan penjelmaan dari akar-akar serabut. Umbinya merupakan tempat penimbunan makanan, disamping itu terdapat juga cabang akar (radix lateralis).

7.          Laos (Alpinia galanga)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Liliopsida
Sub Classis   :  Zingeberidae
Ordo             :  Zingiberales
Familia          :  Zingiberaceae
Genus           :  Alpinia
Species         :  Alpinia galanga
(Steenis, 2002)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, tumbuhan laos (Alpinia galanga) merupakan tumbuhan yang memiliki akar tunggang (radix primaria) dengan bentuk akar seperti benang. Akarnya merupakan modifikasi dari batang yaitu akar rimpang (rhizoma). Rimpang laos ini sebenarnya adalah perubahan bentuk atau hasil modifikasi dari batang berserta daun yang terdapat di dalam tanah. Bercabang-cabang, tumbuh mendatar, dan dari segi ujungnya dapat tumbuh tunas yang baru yang muncul di atas tanah, dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Di samping sebagai alat perkembangbiakan, rimpang ini juga berfungsi sebagai tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan yang dimanfaatkan manusia sebagai rempah-rempah.

8.          Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Liliopsida
Sub Classis   :  Liliidae
Ordo             :  Orchidales
Familia          :  Orchidaceae
Genus           :  Arachis
Species         :  Arachis flos-aeris
(Steenis, 2002)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, tanaman anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris) memiliki sistem perakaran tunggang bercabang. Selain itu, tanaman ini juga memiliki akar udara atau akar gantung (radix aereus) yang mempunyai sifat dan tugas khusus. Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar ini dapat amat panjang. Selama masih menggantung, akar ini hanya dapat membantu dalam penyerapan aiur dan zat gas di udara, dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau udara yang disebut velamen, tetapi setelah mencapai tanah. Untuk bagian yang masuk dalam tanah berkelakuan seperti akar biasa, yaitu menyerap air dan zat makanan dari tanah. Sedangkan bagian yang di atasnya sering kali berubah menjadi batang yang kemudian menjadi tempat tumbuhnya bunga.

9.          Padi (Oryza sativa L.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Liliopsida
Sub Classis   :  Commelinidae
Ordo             :  Cyperales
Familia          :  Poaceae
Genus           :  Oryza
Species         :  Oryza sativa L.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut (radix adventicia), dimana cabang akarnya sangat banyak dan kecil-kecil. Bentuk akarnya seperti benang (filiformis) yang berguna untuk memperluas bidang penyerapan dan untuk memperkuat berdirinya batang. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut, dimana cabang akarnya sangat banyak dan kecil-kecil.

10.      Benalu (Loranthus sp.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Magnoliopsida
Sub Classis   :  Rosidae
Ordo             :  Santalales
Familia          :  Loranthaceae
Genus           :  Loranthus
Species         :  Loranthus sp.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, tumbuhan benalu (Loranthus sp.) merupakan tumbuhan yang memiliki akar penggerek atau akar pengisap (haustorium) dan merupakan atau memiliki perakaran tunggang, yaitu akar yang berguna untuk menyerap air ataupun zat makanan dari inangnya. Akar penggerek (haustorium) ini menembus kulit batang inangnya sampai ke bagian yang berkayu. Akar penggerek (haustorium) ini dapat hanya berupa akar-akar pendek yang melekat pada tuan rumahnya, yang berfungsi menghisap air dan zat-zat makanan. Akar penghisap (haustorium) pada tumbuhan benalu ini nampak pipih menggembol dan melekat pada cabang inangnya. Benalu (Loranthus sp.) merupakan tumbuhan yang hidup parasit pada inangnya dan bersifat merugikan, karena dapat membunuh inang yang ditempati.

11.      Sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Magnoliopsida
Sub classis    :  Magnoliidae
Ordo             :  Piperales
Familia          :  Piperaceae
Genus           :  Piper
Species         :  Piper betle L.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, tanaman sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman yang memiliki sistem perakaran serabut (radix adventica), yaitu akar yang semuanya keluar dari pangkal batang. Akar tanaman sirih (Piper betle L.) terdiri dari batang akar, cabang akar dan serabut akar. Akar-akar serabut ini mempunyai bentuk seperti benang (filiformis). Tanaman sirih (Piper betle L.) juga memiliki akar pelekat (radix adligans) yang merupakan akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan yang tumbuh memanjang dan berguna untuk menempel pada penunjangnya.

VI.                KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.              Rumput Teki (Cyperus rotundus L.), sistem perakarannya serabut, akar berbentuk benang dan tidak mengalami modifikasi.
2.              Lombok (Capsicum sp.), sistem perakarannya tunggang, bentuk akar tunggang yang bercabang serta tidak mengalami modifikasi.
3.              Wortel (Daucus carota L.), sietem  perakarannya tunggang, bentuk modifikasi akarnya berupa akar tombak (fusiformis).
4.              Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.), sistem  perakarannya tunggang, bentuk modifikasi berupa akar gasing (napiformis).
5.              Singkong (Manihot utillisima Burm. F.), sistem perakarannya serabut, bentuk modifikasi akarnya berupa umbi akar (tuber rhizogenum)
6.              Laos (Alpinia galanga), sistem perakarannya serabut, akar berbentuk benang dan tidak mengalami modifikasi.
7.              Terong (Solanum sp.),sistem perakarannya tunggang dan  bercabang, serta tidak ada modifikasi pada akarnya
8.              Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris), sistem  perakarannya tunggang bercabang, berbentuk benang, modifikasi berupa akar udara  atau akar gantung (aereus).
9.              Padi (Oryza sativa), sistem  perakarannya serabut, bercabang dan tidak mengalami modifikasi.
10.          Benalu (Lorantus sp.), sistem  perakaran tunggang, akar berbentuk benang, modifikasi akar berupa akar penggerek atau penghisap (haustorium).
11.          Sirih (Piper betle L.), system  perakarannya berupa akar serabut, dan akarnya bermodifikasi menjadi akar pelekat (iradix adligans).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar