PRAKTIKUM
VIII
Topik : Akar
Dan Modifikasinya
Tujuan :
Mengenal tipe – tipe akar dan
bentuk - bentuknya serta modifikasinya dari akar pada beberapa tumbuhan.
Hari/Tanggal : Sabtu/ 2 Mei 2015
Tempat : Laboratorium
Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin
I.
ALAT
DAN BAHAN
A. Alat
1. Baki / nampan
2. Lup
3. Pisau
/ cutter
4. Alat
tulis
B. Bahan
1.
Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
2.
Lombok (Capsicum sp.)
3.
Terong (Solanum sp.)
4.
Wortel (Daucus carota L.)
5.
Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
6.
Singkong (Manihot utillisima Burm. F.)
7.
Laos (Alpinia galanga)
8.
Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
9.
Padi (Oryza sativa L.)
10. Benalu
(Loranthus sp.)
11. Sirih
(Piper betle L.)
II.
CARA
KERJA
1.
Mengamati bagian-bagian akar: leher
akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut-rambut akar
dan tudung akar.
2.
Mengamati tipe perakaran: serabut atau
tunggang.
3.
Mengamati bentuk modifikasi akar :
tombak, gasing, benang.
4.
Mengamati bentuk-bentuk dari modifikasi
akar : akar udara, akar penghisap, akar pelekat, akar pembelit, akar nafas,
akar tunjang, akar lutut atau akar banir.
5.
Menggambar hasil pengamatan.
III.
TEORI
DASAR
Akar adalah
bagian pokok yang ketiga disamping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya
sudah merupakan kormus, Akar pada umumnya mempunyai sifat-sifat yaitu :
1. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat
dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotop), meninggalkan udara dan cahaya.
2. Warnanya
keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
3. Tumbuh
terus pada ujungnya tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika dibandingkan
dengan batang.
4. Berbentuk
meruncing, sehingga lebih mudah untuk menembus tanah.
Bagi Tumbuhan akar mempunyai fungsi untuk :
1. Memperkuat
berdirinya tumbuhan
2. Menyerap
air dan zat-zat makanan yang terlarut dalam air dari dalam tanah.
3. Mengangkut
air dan zat-zat makanan ketempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan.
4. Tempat
penimbunan makanan.
Bagian-bagian
akar pada umumnya dapat dibedakan menjadi 7, yaitu :
1. Leher
akar atau pangkal akar (collum)
2. Ujung
akar (apex radicis)
3. Batang
akar (corpus radicis)
4. Cabang-cabang
akar (radix lateralis)
5. Serabut
akar (fibrilla radicalis)
6. Rambut-rambut
akar (pilus radicalis)
7. Tudung
akar (calyptra)
Pada
tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam system perakaran yaitu system akar
tunggang (radix primaria) dan system akar serabut (radix adventica).
Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibedakan atas :
1) Akar
tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang.
Akar tunggang yang tidak bercabang ini biasanya berhubungan
dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan sehingga
memeliki bentuk yang istimewa seperti :
1. Berbentuk
sebagai tombak (fusiformis)
2. Berbentuk
gasing (napiformis)
3. Berbentuk
benang (filiformis)
2)
Akar tunggang yang bercabang
Akar tunggang ini berbentuk kerucut
panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya
bercabang lagi. Sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang,
dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, sehingga dapat diserap air dan
zat-zat makanan yang lebih banyak.
Sistem perakaran serabut pada tanaman
dapat di bedakan atas 3 hal yaitu :
1.
Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk
benang.
2.
Akar-akar serabut kaku keras dn cukup besar seperti
tambang.
3.
Akar serabut besar-besar hampir seperti lengan.
Dilihat dari cara hidup suatu tanaman, maka pada
berbagai jenis tumbuhan sering kita temukan akar-akar yang mempunyai sifat dan
fungsi khusus misalnya :
1.
Akar udara atau akar gantung (radix aereus)
2.
Akar penggerek atau akar penghisap (houstorium)
3.
Akar pelekat (radix
adligans)
4.
Akar pembelit (orrhus
radicalis)
5.
Akar nafas (pneumatophora)
6.
Akar tunjang
7.
Akar lutut
8.
Akar banir.
V.
ANALISIS
DATA
1.
Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Species : Cyperus rotundus L.
(Steenis,
2002)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan tumbuhan yang memiliki tipe akar
serabut (radix adventicia) yaitu akar
yang memiliki akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan
kemudian disusul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama,
dan semuanya keluar dari pangkal akar. Kemudian bermodifikasi menjadi akar
rimpang yang berada didalam tanah. Akar rumput ini bukan berasal dari calon
akar yang asli sehingga dapat dikatakan akar luar dengan bentuk serabut yang
kecil seperti benang. Akar ini mempunyai percabangan yang bertujuan untuk
memperluas bidang bidang penyerapan serta untuk memperkuat berdirinya batang.
Rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan akar
serabut karena akar bukan berasal dari calon akar yang asli dan bentuknya
seperti serabut. Bentuk akarnya adalah benang atau filiformis karena akar yang menyusun akar-akar serabut kecil
seperti benang.
Tanaman rumput
teki (Cyperus rotundus L.) ini
biasanya tumbuh berumpun, sehingga terdapat rimpang yang merayap atau seperti
umbi dengan geragih yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara
vegetatif.
2.
Lombok (Capsicum sp.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae.
Divisio :
Magnoliophyta.
Classis :
Magnoliopsida.
Subclassis :
Asteridae.
Ordo :
Solanales.
Familia :
Solanaceae.
Genus :
Capsicum.
Spesies :
Capsicum sp.
(Steenis,
2002)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, akar pada tanaman lombok (Capsicum sp.) mempunyai sistem perakaran
tunggang (radix primaria) karena
tumbuhan lombok (Capsicum sp.) termasuk
tumbuhan dikotil, dengan bentuk akar berupa benang bercabang. Memiliki akar
serabut karena memiliki akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati
dan kemudian disusul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir
sama, dan semuanya keluar dari pangkal akar. Tanaman ini memiliki bagian-bagian
akar seperti akar utama, ujung akar, leher akar, serabut akar, cabang akar, dan
rambut akar. Akar tanaman ini
tidak mengalami modifikasi. Akar pada tanaman lombok (Capsicum sp.) mempunyai sistem perakaran
tunggang (radix primaria) karena
lombok (Capsicum sp.) termasuk
tumbuhan dikotil, dengan bentuk akar berupa benang. Memiliki akar serabut
karena memiliki akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan
kemudian disusul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama,
dan semuanya keluar dari pangkal akar.
Tipe
akar Lombok (Capsicum sp.) adalah
akar tunggang (radix primaria) karena
akar pokok yang berasal dari akar lembaga. Bentuk akarnya tunggang bercabang
atau ramos us. Tidak mengalami
modifikasi akar.
3.
Terong (Solanum sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta.
Classis : Magnoliopsida.
Sub classis : Asteridae.
Ordo : Solanales.
Familia : Solanaceae.
Genus : Solanum.
Spesies : Solanum
sp.
(Steenis,
2002)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, akar pada tanaman terong (Solanum sp.) mempunyai sistem perakaran
tunggang (radix primaria) dan pada
terong (Solanum sp.) dapat dilihat
dengan jelas mana batang akar sehingga dapat dibedakan, cabang akar, serabut
akar dan rambut-rambut akar. Terong (Solanum
sp.) dikatakan akar tunggang (radix
primaria) karena pada terong (Solanum
sp.), akar lembaganya tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang
menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar
terong (Solanum sp.) tidak mengalami modifikasi, hanya saja, akar
lembaganya tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi
akar-akar yang lebih kecil.
Tipe akar dari
terong (Solanum sp.) adalah akar
tunggang (radix primaria) karena
berasal dari akar lembaga. Bentuk akarnya adalah benang (filiformis) karena walaupun seperti akar serabut namun tidak begitu
mengalami percabangan. Tidak mengalami modifikasi akar.
4.
Wortel (Daucus carota L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta.
Classis : Magnoliopsida.
Sub Classis : Rosidae.
Ordo : Apiales.
Familia : Apiaceae.
Genus : Daucus.
Species : Daucus
carota L.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan, wortel (Daucus
carota L.) merupakan tumbuhan yang memiliki tipe akar tunggang (radix primaria). Wortel (Daucus
carota L.) memiliki akar berbentuk tombak (fusimorfis) yang pangkal akarnya membesar runcing ke ujung dengan
serabut-serabut akar sebagai percabangan. Akar wortel (Daucus carota L.) merupakan modifikasi dari umbi akar (tuber rhizogenum) yang merupakan tempat penimbunan
cadangan makanan. Wortel (Daucus carota
L.) memiliki akar berbentuk tombak (fusiformis)
yang pangkal akarnya membesar runcing ke ujung dengan serabut-serabut akar
sebagai percabangan. Akar wortel (Daucus
carota L.) mengalami
modifikasi menjadi
umbi akar (tuber rhizogenum) yang
merupakan tempat penimbunan cadangan makanan yang dapat dikonsumsi hewan dan manusia.
Akar wortel (Daucus carota L.) berbentuk tombak (fusiformis) dan merupakan tipe akar
tunggang (radix primaria) yang tidak
bercabang. Berbentuk seperti tombak atau fusiformis
karena pangkalnya yang besar dan meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akae
sebagai percabangan yang biasanya menjadi tempan penimbunan makanan. Akarnya
ini merupakan modifikasi yang disebut dengan umbi akar (tuber rhizogenum).
5.
Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta.
Classis : Magnoliopsida.
Sub Classis : Caryophyllidae.
Ordo : Caryophyllales.
Familia : Chenopodiceae.
Genus : Pachyrrhizus.
Species : Pachyrrhizus
erosus Urb.
(Steenis,
2002)
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan, akar bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.) merupakan akar tunggang (radix primaria) yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai tempat penimbunan makanan cadangan. Umbi bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.) ini mempunyai
bentuk seperti gasing (napiformis),
yaitu memiliki pangkal akar yang besar dan membulat, cabangnya berupa akar-akar
serabut yang hanya terdapat pada ujung yang sempit meruncing. Akar berbentuk
gasing ini juga termasuk dalam akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit
bercabang. Akar bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.) mengalami modifikasi menjadi umbi akar (tuber rhizogenum) yang
berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan cadangan.
Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.) memiliki tipe
akar tunggang karena akar yang berasal dari akar lembaga. Akarnya ini berbentuk
seperti gasing yang kemudian disebut sebagai akar gasing (napiformis). Dinamakan akar gasing (napiformis) karena pangkal akarnya besar membulat, akar-akar
serabut sebagai cabang ganya pada ujung yang sempit dan meruncing. Mengalami
modifikasi pada akarnya yaitu umbi akar (tuber
rhizogenum).
6.
Singkong (Manihot utillisima Burm. F.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot
utilisima Burm. F.
(Steenis,
2002)
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan, akar singkong (Manihot utillisima Burm. F.) merupakan tumbuhan yang memiliki akar
serabut (radix adventica). Akarnya
dapat bermodifikasi menjadi umbi akar (tuber
rhizogenum) yang merupakan penjelmaan dari akar-akar serabut. Umbinya
merupakan tempat penimbunan makanan, disamping itu terdapat juga cabang akar (radix lateralis).
7.
Laos (Alpinia galanga)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Sub Classis :
Zingeberidae
Ordo :
Zingiberales
Familia :
Zingiberaceae
Genus :
Alpinia
Species :
Alpinia galanga
(Steenis,
2002)
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan, tumbuhan
laos (Alpinia galanga) merupakan
tumbuhan yang memiliki akar tunggang (radix
primaria) dengan bentuk akar seperti benang. Akarnya merupakan modifikasi
dari batang yaitu akar rimpang (rhizoma).
Rimpang laos ini sebenarnya adalah perubahan bentuk atau hasil modifikasi dari
batang berserta daun yang terdapat di dalam tanah. Bercabang-cabang, tumbuh
mendatar, dan dari segi ujungnya dapat tumbuh tunas yang baru yang muncul di
atas tanah, dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Di samping sebagai alat
perkembangbiakan, rimpang ini juga berfungsi sebagai tempat penimbunan zat-zat
cadangan makanan yang dimanfaatkan
manusia sebagai rempah-rempah.
8.
Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub Classis : Liliidae
Ordo : Orchidales
Familia : Orchidaceae
Genus : Arachis
Species : Arachis
flos-aeris
(Steenis,
2002)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, tanaman
anggrek
kalajengking (Arachis flos-aeris) memiliki sistem
perakaran tunggang bercabang. Selain itu, tanaman ini juga memiliki
akar udara atau akar gantung (radix
aereus) yang mempunyai sifat dan tugas khusus. Akar ini keluar dari
bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Bergantung
pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar ini dapat amat panjang. Selama
masih menggantung, akar ini hanya dapat membantu dalam penyerapan aiur dan zat
gas di udara, dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau
udara yang disebut velamen, tetapi
setelah mencapai tanah. Untuk bagian yang masuk dalam tanah berkelakuan seperti
akar biasa, yaitu menyerap air dan zat makanan dari tanah. Sedangkan bagian yang di atasnya sering kali berubah
menjadi batang yang kemudian
menjadi tempat tumbuhnya bunga.
9.
Padi (Oryza sativa L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub Classis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Poaceae
Genus : Oryza
Species : Oryza
sativa L.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut (radix adventicia), dimana cabang akarnya
sangat banyak dan kecil-kecil. Bentuk akarnya seperti benang (filiformis) yang berguna untuk
memperluas bidang penyerapan dan untuk memperkuat berdirinya batang. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tumbuhan yang
memiliki akar serabut, dimana cabang akarnya sangat banyak dan kecil-kecil.
10. Benalu
(Loranthus sp.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub Classis :
Rosidae
Ordo :
Santalales
Familia :
Loranthaceae
Genus :
Loranthus
Species :
Loranthus sp.
(Steenis, 2002)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, tumbuhan benalu (Loranthus sp.) merupakan tumbuhan yang memiliki akar penggerek atau akar pengisap
(haustorium) dan merupakan atau
memiliki perakaran tunggang, yaitu akar yang berguna untuk menyerap air ataupun
zat makanan dari inangnya. Akar penggerek (haustorium)
ini menembus kulit batang inangnya sampai ke bagian yang berkayu. Akar penggerek (haustorium) ini dapat hanya berupa akar-akar pendek yang melekat
pada tuan rumahnya, yang berfungsi
menghisap
air dan zat-zat makanan. Akar penghisap (haustorium)
pada tumbuhan benalu ini nampak pipih menggembol dan melekat pada cabang
inangnya. Benalu
(Loranthus sp.) merupakan tumbuhan yang hidup parasit pada inangnya dan
bersifat merugikan, karena dapat membunuh inang yang ditempati.
11. Sirih
(Piper betle L.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub classis :
Magnoliidae
Ordo :
Piperales
Familia :
Piperaceae
Genus :
Piper
Species :
Piper betle L.
(Steenis,
2002)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, tanaman sirih (Piper
betle L.) merupakan tanaman
yang memiliki sistem perakaran serabut (radix adventica),
yaitu akar yang semuanya
keluar dari pangkal batang. Akar
tanaman sirih (Piper betle L.) terdiri dari batang akar, cabang
akar dan serabut akar. Akar-akar serabut ini mempunyai bentuk seperti benang (filiformis). Tanaman sirih (Piper
betle L.) juga memiliki akar
pelekat (radix adligans) yang merupakan akar-akar yang keluar
dari buku-buku batang tumbuhan yang tumbuh memanjang dan berguna untuk menempel
pada penunjangnya.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Rumput Teki (Cyperus rotundus L.), sistem perakarannya serabut, akar berbentuk
benang dan tidak mengalami modifikasi.
2.
Lombok (Capsicum sp.), sistem perakarannya tunggang, bentuk akar tunggang
yang bercabang serta tidak mengalami modifikasi.
3.
Wortel (Daucus carota L.), sietem
perakarannya tunggang, bentuk modifikasi akarnya berupa akar tombak (fusiformis).
4.
Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.), sistem
perakarannya tunggang, bentuk modifikasi berupa akar gasing (napiformis).
5.
Singkong (Manihot utillisima Burm. F.), sistem perakarannya serabut, bentuk
modifikasi akarnya berupa umbi akar (tuber
rhizogenum)
6.
Laos (Alpinia galanga), sistem perakarannya serabut, akar berbentuk
benang dan tidak mengalami modifikasi.
7.
Terong (Solanum sp.),sistem perakarannya tunggang dan bercabang, serta tidak ada modifikasi pada
akarnya
8.
Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris), sistem perakarannya tunggang bercabang, berbentuk
benang, modifikasi berupa akar udara
atau akar gantung (aereus).
9.
Padi (Oryza sativa), sistem
perakarannya serabut, bercabang dan tidak mengalami modifikasi.
10.
Benalu (Lorantus sp.), sistem
perakaran tunggang, akar berbentuk benang, modifikasi akar berupa akar penggerek
atau penghisap (haustorium).
11.
Sirih (Piper betle L.), system
perakarannya berupa akar serabut, dan akarnya bermodifikasi menjadi akar
pelekat (iradix adligans).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar