Jumat, 26 Juni 2015

Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan VI Bunga Majemuk



PRAKTIKUM VI
Topik               :    Bunga Majemuk 
Tujuan             :    Mengenal berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk dan bagian
                            – bagiannya 
Hari/Tanggal   :    Sabtu/ 18 April 2015
Tempat            :    Laboratorium Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin
I.                   ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
1.      Baki/nampan
2.      Alat tulis
3.      Silet/cutter

B.     Bahan
1.      Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.)
2.      Bunga Soka (Ixora grandiflora L.)
3.      Bunga Putri Malu (Mimosa pudica L.)
4.      Bunga Jantan dan Betina Jagung (Zea mays L.)
5.      Bunga Kelapa  (Cocos nucifera L.)
6.      Bunga Matahari  (Helianthus annuus)
7.      Bunga Lamtoro (Leucaena glauca L.)
8.      Bunga Melati (Jasminum sambac L.)
9.      Bunga Sirih (Piper betle L.)
10.  Bunga Eceng gondok (Eichornia crassipes)
11.  Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
12.  Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
13.  Bunga Telang (Clitoria ternatea)
14.  Bunga Bogenvil (Bougeinvillaea spectabilis)
15.  Bunga Tasbih (Canna indica sp.)
16.  Bunga Kangkung (Ipomea aquatica L.)

II.                CARA KERJA
1.      Mengamati bagian-bagian bunga majemuk: ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), perhiasan bunga (perianthium), daun pembalut (involucrum), daun pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola).
2.      Mengamati tipe bunga majemuk: tak terbatas (inflorescentia racemusa botryoides centripetala), berbatas (inflorescentia cymosa centrifuga defitina), dan majemuk campuran. (inflorescentia mixta).
3.      Mengamati bentuk bunga majemuk: tandan, bulir, untai, tongkol, payung, cawan, bongkol, periuk, malai, malai rata, payung majemuk, tongkol majemuk, bulir majemuk, dsb.
4.      Menggambar hasil pengamatan.

III.             TEORI DASAR
Alat perkembangbiakan pada tumbuhan dibedakan dalam dua golongan, yaitu yang bersifat vegetatif dan generatif. Alat perkembangan generatif tersebut bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa persarian (penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang disebut buah, yang didalamnya terkandung biji dan biji inilah yang nanti akan tumbuh manjadi tumbuhan baru.
Jika kita memperhatikan susunan suatu bunga, maka akan diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan. Dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.

Bagian-bagian pada suatu bunga lazimnya dibedakan atas:
A.    Bagian-bagian yang bersifat batang atau cabang yaitu:
1.      Ibu tangkai bunga (pedunculus)
2.      Tangkai bunga (pedicellus)
3.      Dasar bunga (receptakulum)
B.     Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, yaitu:
1.      Daun-daun pelindung (bractea)
2.      Daun tangkai (bracteola)
3.      Seludang bunga (spatha)
4.      Daun-daun pembalut (bractea involucralis)
5.      Kelopak tambahan (epicalyx)
6.      Daun-daun kelopak (sepal)
7.      Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petal)
8.      Daun-daun tenda bunga (tepal)
9.      Benang-benang sari (stamen)
10.  Daun-daun buah (carpella)
Pada bunga majemuk ibu tangkainya ada yang dapat mengadakan percabangan ada pula yang tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun sering disebut sumbu bunga (scapus). Ibu tangkai yang bercabang memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam. Selain itu jumlah cabang dan panjangnya jika dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang berpengaruh pula terhadap urutan mekarnya masing-masing bunga pada suatu bunga majemuk. Oleh karena itu bunga majemuk dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:
1.      Tak berbatas (inflorescentia racemosa botryoides centripetala)
2.      Berbatas ( inflorescentia cymosa centifuga defitina)
3.      Majemuk campuran (inflorescentia mixta)

V.                ANALISIS DATA
Pada praktikum bunga majemuk kali ini menggunakan berbagai macam bunga majemuk antara lain : 
1.        Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.)
Klasifikasi  :
Kingdom    :  Plantae
Divisio        :  Magnoliophyta
Classis        :  Magnoliopsida
Subclassis   :  Rosiidae
Ordo           :  Fabales
Familia       :  Caesalpiniaceae
Genus         :  Caesalpinia
Species       :  Caesalpinia pulcherrima Swart.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.) memiliki tipe bunga tak berbatas (inflorescentia racemosa) karena ibu tangkai bunga ini dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bentuk bunga merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.) ini adalah bunga tandan (racemus). Disebut bunga tandan (racemus) karena bunga merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.)  bertangkai nyata dan duduk pada ibu tangkainya. Cabang-cabangnya mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga majemuk merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.) ini memiliki bagian – bagian bunga seperti ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), perhiasan bunga (perianthium), benang sari (stamen) yang menempel dan putik (pistillum) yang bertangkai panjang. 

2.        Bunga Soka (Ixora grandiflora L.)
Klasifikasi  :
Kingdom    :  Plantae
Divisio        :  Magnoliophyta
Classis        :  Magnoliopsida
Subclassis   :  Rosiidae
Ordo           :  Rubiales
Familia       :  Rubiaceae
Genus         :  Ixora
Species       :  Ixora grandiflora L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga soka (Ixora grandiflora L.) memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bunga soka (Ixora grandiflora L.) ibu tangkainya bercabang-cabang dan cabangnya dapat bercabang lagi, bunganya tidak terdapat pada ibu tangkainya. Bentuk bunganya adalah bunga malai rata (corymbus ramosus) yaitu ibu tangkainya dapat bercabang dan juga cabangnya dapat bercabang lagi. Namun cabangnya mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung. Bagian-bagian bunga soka (Ixora grandiflora L.) antara lain : ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), perhiasan bunga (perianthium), benang sari (stamen) yang menempel pada mahkota (corolla) dan putik (pistillum).

3.        Bunga Putri Malu (Mimosa pudica L.)
Klasifikasi  :
Kingdom    :  Plantae
Divisio        :  Magnoliophyta
Classis        :  Magnoliopsida
Subclassis   :  Rosiidae
Ordo           :  Fabales
Familia       :  Mimosaceae
Genus         :  Mimosa
Species       :  Mimosa pudica L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga putri malu (Mimosa pudica L.) mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia centripetala) karena ibu tangkainya dapat tumbuh terus dan cabangnya bisa bercabang lagi bisa juga tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bentuk bunga putri malu (Mimosa pudica L.) ini adalah bentuk bongkol (capitulum) yaitu bunga majemuk yang berbentuk cawan tetapi tanpa daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola. Cabang – cabangnya mendukung satu bunga pada ujungnya.  Bagian – bagian  bunga putri malu (Mimosa pudica L.) antara lain: ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pediecellus), daun tangkai (bracteola).
 
4.        Bunga Jantan dan Betina Jagung (Zea mays L.)
Klasifikasi  :
Kingdom    :  Plantae
Divisio        :  Magnoliophyta
Classis        :  Liliopsida
Subclassis   :  Commelinidae
Ordo           :  Cyperales
Familia       :  Poaceae/Graminae
Genus         :  Zea
Species       :  Zea mays L.
(Cronquist, 1981)
Pada pengamatan pada bunga jagung (Zea mays L.) ini terdapat 2 jenis bunga yaitu bunga betina jagung dan bunga jantan jagung.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga betina jagung memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia centripetala) karena ibu tangkainya dapat tumbuh terus dan cabangnya bisa bercabang lagi bisa juga tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas dan bunga terdapat pada ibu tangkai bunga. Bentuk bunga betina jagung adalah bentuk tongkol (spadix) karena ibu tangkainya besar, tebal dan sering kali berdaging. Bunga betina jagung memiliki bagian-bagian yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus), putik (pitillum), daun pembalut (bractea involuclaris), dan daun pelindung (bractea).
Bunga jantan jagung memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia centripetala) karena ibu tangkainya dapat tumbuh terus dan cabangnya bisa bercabang lagi bisa juga tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bentuk bunga jantan jagung ini adalah bentuk bulir majemuk karena ibu tangkai bunga bercabang-cabang dan masing-masing mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir. Bunga jantan jagung memiliki bagian-bagian yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus) dan tangkai bunga (pedicellus).

5.        Bunga Kelapa  (Cocos nucifera L.)
Klasifikasi  :
Kingdom    :  Plantae
Divisio        :  Magnoliophyta
Classis        :  Liliopsida
Subclassis   :  Arecidae
Ordo           :  Arecales
Familia       :  Arecaceae/Palmae
Genus         :  Cocos
Species       :  Cocos nucifera L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia centripetala) karena ibu tangkainya dapat tumbuh terus dan cabangnya bisa bercabang lagi bisa juga tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas dan ibu tangkainya bercabang sehingga bunga – bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya. Bunga kelapa (Cocos nucifera L.) memiliki bentuk tongkol majemuk yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang – cabang dan masing – masing cabang merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol. Tongkol majemuk sebelum mekar biasanya diselubungi oleh seludang yang besar, tebal, dan kuat. Bunga kelapa (Cocos nucifera L.) memiliki bagian – bagian antara lain : seludang bunga (spatha), ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dan bunga – bunga.

6.        Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)
Klasifikasi  :
Kingdom    :  Plantae
Divisio        :  Magnoliophyta
Classis        :  Magnoliopsida
Subclassis   :  Asteridae
Ordo           :  Asterales
Familia       :  Asteraceae
Genus         :  Helianthus
Species       :  Helianthus annuus L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan, bunga matahari (Helianthus annuus L.) merupakan tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) namun ibu tangkainya tidak bercabang sehingga bunganya terdapat langsung pada ibu tangkainya. Bunga matahari (Helianthus annuus L.) memiliki bentuk bunga cawan (corymbus) yaitu bunga yang ibu tangkainya melebar dan merata sehingga membentuk cawan. Pada bunga cawan (corymbus) didapati dua macam bunga yaitu bunga pita yaitu bunga yang terdapat di pinggiran bunga dan bunga tabung yaitu bunga – bunga yang terdapat diatas bunga cawannya. Bunga matahari (Helianthus annuus L.) memiliki bagian – bagian bunga antara lain: daun pembalut (bractea involuclaris), ibu tangkai bunga (pedunculus), dan dasar bunga (receptaculum).

7.        Bunga Lamtoro (Leucaena glauca L.)
Klasifikasi  :
Kingdom    :  Plantae
Divisio        :  Magnoliophyta
Classis        :  Magnoliopsida
Subclassis   :  Rosiidae
Ordo           :  Rosales
Familia       :  Mimosaceae
Genus         :  Leucaena
Species       :  Leucaena glauca L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga lamtoro (Leucaena glauca L.) memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) karena ibu tangkai bunga ini dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bunga lamtoro (Leucaena glauca L.) memiliki bentuk bongkol (capitulum) yaitu bunga majemuk yang berbentuk cawan tetapi tanpa daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola. Cabang – cabangnya mendukung satu bunga pada ujungnya. Pada bunga lamtoro (Leucaena glauca L.) terdapat dasar bunga yang menjadi tempat duduknya bunga. Bunga lamtoro (Leucaena glauca L.) memiliki bagian-bagian bunga yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), dan bunga – bunganya.

8.        Bunga Melati (Jasminum sambac L.)
Klasifikasi  :
Kingdom    :  Plantae
Divisio        :  Magnoliophyta
Classis        :  Magnoliopsida
Subclassis   :  Asteridae
Ordo           :  Asterales
Familia       :  Asteraceae
Genus         :  Jasminum
Species       :  Jasminum sambac L
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil penamatan yang telah dilakukan, bunga melati (Jasminum sambac L.) mempunyai tipe bunga majemuk berbatas (Inflorescentia cymosa) karena pada ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga jadi ibu tangkainya mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Bunga melati (Jasminum sambac L.) memiliki bentuk bunga payung menggarpu (umbrella composita) yaitu pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga, dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya,masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dahulu ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu tangkainya. Bunga melati (Jasminum sambac L.) memiliki bagian – bagian bunga antara lain: ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), kelopak bunga (receptaculum), dan mahkota bunga (perigomium).
 
9.        Bunga Sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi  :
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Magnoliophyta
Classis        : Magnoliopsida
Subclassis   : Magnoliidae
Ordo           : Piperales
Familia       : Piperaceae
Genus         : Piper
Species       : Piper betle L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga sirih (Piper betle L.) mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) karena ibu tangkai bunga ini dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas.  Bunga sirih (Piper betle L.) memiliki bentuk bunga untai atau bunga lada (amentum) yaitu bentuk bunga seperti bulir tetapi ibu tangkainta hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah). Bunga-bunga pada bunga untai tersusun sangat rapat. Bunga sirih (Piper betle L.) memiliki bagian – bunga yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dan perhiasan bunga (perianthium).
 
10.    Bunga Eceng gondok (Eichornia crassipes)
Klasifikasi  :
Kingdom    :  Plantae
Divisio        :  Magnoliophyta
Classis        :  Liliopsida
Subclassis   :  Liliidae
Ordo           :  Liliales
Familia       :  Pontederiaceae
Genus         :  Eichornia
Species       :  Eichornia crassipes (Mart.) Solms.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga eceng gondok (Eichornia crassipes) mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) karena ibu tangkai bunga ini dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bunga eceng gondok  (Eichornia crassipes) memiliki bentuk bunga bulir (spica) yaitu bentuk bunga mirip tandan tetapi bunganya tidak bertangkai. Cabang-cabangnya mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga eceng gondok (Eichornia crassipes) mempunyai bagian – bagian bunga yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus), dasar bunga (receptaculum), dan perhiasan bunga (perianthium).
 
11.    Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Liliopsida
Sub Classis   :  Lilidae
Ordo              :  Orchidales
Familia          :  Orchidaceae
Genus            :  Arachis
Species          :  Arachis flos-aeris
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris) memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) karena ibu tangkai bunga ini dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bunga anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris) memiliki bentuk tandan (racemus) karena bunga merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.)  bertangkai nyata dan duduk pada ibu tangkainya. Cabang-cabangnya mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris) memiliki bagian-bagian bunga yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dan perhiasan bunga (perianthium). Perhiasan bunga (perianthium) tidak dapat dibedakan antara kelopak (kalyx) dan mahkota (corolla) karena kelopak (kalyx) dan mahkota (corolla) sama baik bentuk maupun warnanya (tenda bunga).


12.    Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Magnoliopsida
Sub Classis   :  Asteridae
Ordo             :  Gentianales
Familia          :  Apocynaceae
Genus           :  Allamanda
Species         :  Allamanda cathartica L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) karena ibu tangkai bunga ini dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bunga alamanda (Allamanda cathartica L.) ini bersifat dichasial atau dari ibu tangkai daunnya keluar dua cabang yang berhadapan. Bentuk bunga alamanda (Allamanda cathartica L.) ini jika tunggal adalah bunga terompet namun dalam bunga majemuk bentuk bunganya adalah bunga tandan karena bunganya bertangkai nyata dan duduk pada ibu tangkainya. Masing – masing cabangnya mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga alamanda (Allamanda cathartica L.) berwarna kuning cerah. Bunga alamanda memiliki bagian – bagian bunga yaitu : ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pediculus), perhiasan bunga (perianthium), dasar bunga (receptaculum).

13.    Bunga Telang (Clitoria ternatea)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Magnoliopsida
Sub classis    :  Rosidae
Ordo             :  Fabales
Familia          :  Fabaceae
Genus           :  Clitoria
Species         :  Clitoria ternatea L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga telang (Clitoria ternatea) memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) karena ibu tangkai bunga ini dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bunga telang (Clitoria ternatea) bentuknya tandan (racemus) karena bunga bertangkai nyata dan duduk pada ibu tangkainya. Ibu tangkainya dapat bercabang dan cabangnya masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga telang (Clitoria ternatea) memiliki bagian-bagian bunga yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dan perhiasan bunga (perianthium).

14.    Bunga Bogenvil (Bougeinvillaea spectabilis)
Klasifikasi :
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Magnoliopsida
Sub classis    :  Caryophyllidae
Ordo             :  Caryophyllales
Familia          :  Nyctaginaceae
Genus           :  Bougainvillea
Species         :  Bougainvillea spectabilis Willd.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga bogenvil (Bougeinvillaea spectabilis) memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) karena ibu tangkai bunga ini dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bunga bogenvil (Bougeinvillaea spectabilis) atau bunga kertas ini memiliki bentuk bunga berupa payung majemuk (umbrella composita) yaitu suatu bunga payung yang bersusun. Pada pangkal percabangan yang pertama terdapat daun pembalut demikian pula pada pangkal percabangnnya memiliki daun-daun yang kecil. Pada bunga bogenvil (Bougeinvillaea spectabilis) memiliki daun pemikat yang berwarna-warni dan bunga yang sesungguhnya terdapat ditengah-tengah daun pemikat berbentuk tabung panjang yang kecil dan diatasnya terdapat bunga kecil perwarna putih. Bunga bogenvil (Bougeinvillaea spectabilis) memiliki bagian-bagian bunga yaitu bunga (flos), daun pemikat, ibu tangkai bunga (pedunculus), dan tangkai bunga (pedicellus).

15.    Bunga Tasbih (Canna indica sp.)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Plantae
Divisio          :  Magnoliophyta
Classis          :  Liliopsida
Sub Classis   :  Zingiberidae
Ordo             :  Zingiberales
Familia          :  Cannaceae
Genus           :  Canna
Species         :  Canna indica
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga tasbih (Canna indica sp.) memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) karena ibu tangkai bunga ini dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bunga tasbih (Canna indica sp.) memiliki bentuk bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus) yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan bercabang lagi, tetapi setiap kali bercabang hanya berbentuk satu cabang saja, yang arahnya berganti – ganti ke kiri dan ke kanan. Pada bunga tasbih (Canna indica sp.) benang sarinya menyerupai mahkota bunga mahkota bunganya terletak di bawah benang sarinya tersebut, sedangkan putiknya terletak di tengah-tengah benang sarinya. Bunga tasbih (Canna indica sp.) memiliki bagian – bagian bunga yaitu : benang sari (stamen), putik (pistillum), ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), perhiasan bunga (perianthium).

16.    Bunga Kangkung (Ipomea aquatica L.)
Kingdom       :  Plantae
Divisio           :  Magnoliophyta
Classis           :  Magnoliopsida
Subclassis      :  Asteridae
Ordo              :  Solanales
Familia          :  Convolvulaceae
Genus            :  Ipomea
Spesies          :  Ipomea aquatica L.
(Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bunga kangkung (Ipomea aquatica L.) memiliki tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) karena ibu tangkai bunga ini dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut - turut dari bawah ke atas. Bunga kankung (Ipomea aquatica L.) memiliki bentuk bunga payung (umbrella composita) yaitu pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga, dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya,masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dahulu ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu tangkainya. Masing-masing cabang memiliki daun pelindung pada pangkalnya dan karena pangkal daun sama tinggi letaknya maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun-daun pembalut. Bunga kangkung (Ipomea aquatica L.) memiliki bagian-bagian bunga yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), daun pelindung (bractea), perhiasan bunga (perianthium), dasar bunga (receptaculum).

VI.             KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Bunga merak (Caesalpinia pulcherrima Swart.) mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) dan berbentuk bunga tandan (racemus) yaitu bunga bertangkai nyata yang duduk pada ibu tangkai.
2.      Bunga Asoka (Ixora grandifora L.) mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) dan berbentuk bunga malai rata (corymbus ramosus).
3.      Bunga putri malu (Mimosa pudica) mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) dan berbentuk bunga bongkol (capitulum).
4.      Bunga jantan jagung (Zea mays L.) mempunyai tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) dan berbentuk bulir majemuk, sedangkan bunga betina jagung (Zea mays L.) bertipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) dan berbentuk bunga tongkol (spadix).
5.      Bunga kelapa (Cocos nucifera L.) bertipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) dan berbentuk bunga tongkol majemuk.
6.      Bunga matahari (Helianthus annus) bertipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) dan berbentuk bunga cawan (corymbus) Dan ada dua tipe bunga yaitu bunga pita dan bunga tabung.
7.      Bunga lamtoro (Leucaena glauca L.) bertipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) dan berbentuk bunga bongkol (capitulum).
8.      Bunga Melati (Jasminum sambae L.) merupakan bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa) dan berbentuk anak payung menggarpu (umbella).
9.      Bunga Sirih (Piper betle L.) merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) dan berbentuk untai atau bunga lada (amentum).
10.  Bunga Eceng gondok (Eichornia crassipes (Mart.) Solms.) termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa)  dan berbentuk bulir (spica) seperti tandan tetapi bunganya tidak bertangkai.
11.  Bunga anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris) mempunyai bentuk tandan (racemus) dan tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia centripetala).
12.  Bunga alamanda (Allamanda chatartica L.) mempunyai bentuk tandan (racemus) berwarna kuning cerah dan tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa).
13.  Bunga telang (Clitoria ternatea) mempunyai bentuk tandan (racemus) dan tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemus).
14.  Bunga Bogenvil (Bougainvillea spectabilis) mempunyai bentuk oayung majemuk (umbrella composita) dan tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), memiliki daun pemikat dan bunga tabung.
15.  Bunga tasbih (Canna sp.) mempunyai bentuk bunga tangga atau bunga berseling (cincinnus) dan tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) benang sari berbentuk lembaran seperti mahkota.
16.  Bunga kangkung (Ipomea aquatica L.) mempunyai bentuk anak payung atau bentuk corong (umbella), menggarpu (dichasium) dan tipe bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar