Selasa, 31 Maret 2015

Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan | Daun Tunggal dan Bagian - Bagiannya



PRAKTIKUM I

Topik               : Daun tunggal dan bagian-bagiannya
Tujuan             : Mengenal bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal


  •                     ANALISIS DATA

1)      Daun Bambu (Bambusa sp)
Klasifikasi :
Kingdom   : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas         : Liliopsida
Subkelas    : Commelinidae
Ordo          : Cyperales
Famili        : Poaceae
Genus        : Bambusa
Spesies      : Bambusa sp.
Sumber      :  (Cronquist,1981)
      Daun bambu (Bambusa.sp) merupakan daun tunggal yang lengkap karena memiliki pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
Daun bambu ini mempunyai ciri-ciri yaitu bangun daun pita yang bentuk daun yaitu bangun bentuk daun yang pada penampang melintangnya pipih dan daun sangat panjang lebih panjang dari pada bangun bentuk garis. Pada daun bentuk pita ini tidak ada bagian yang terlebar atau dapat dikatakan dari pangkal hingga ujung daunnya hampir sama lebar.
Ujung daun meruncing karena ujungnya yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing. Pangkal daunnya membulat. Tepi daunnya rata (tidak memiliki lekukan atau pembentukan apapun). Daging daun seperti perkamen yaitu daging daunnya tipis tetapi cukup kaku, pertulangan daunnya sejajar, ibu tulang daun terletak di tengah-tengah sedangkan tulang-tulang lainnya yang lebih kecil terletak sejajar dengan ibu tulang daunnya, warna daunnya hijau, permukaan atas dan bawah daunnya kasap. Warna daun diatasnya hijau lebih gelap sedangkan warna daun di bagian bawah hijau suram.

2)      Daun Tebu (Saccharum officinarum L.)
Klasifikasi :
Kingdom   : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas         : Liliopsida
Subkelas    : Commelinidae
Ordo          : Cyperales
Famili        : Poaceae
Genus        : Saccharum
Spesies      : Saccharum officinarum L.
Sumber      : (Cronquist,1981)
      Daun tebu (Saccharum officinarum L.) juga merupakan daun tunggal yang lengkap karena memiliki pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
      Daun tebu memiliki ciri-ciri bangun daun berbentuk pita yaitu bangun bentuk daun yang pada penampang melintangnya pipih dan daun sangat panjang lebih panjang dari pada bangun bentuk garis. Pada daun bentuk pita ini tidak ada bagian yang terlebar atau dapat dikatakan dari pangkal hingga ujung daunnya hampir sama lebar.
      Ujung daunnya runcing karena kedua tepi ujung daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu lancip (lebih kecil dari 90o). Pangkal daun dan tepi daunnya rata (tidak memiliki lekukan atau pembentukan apapun), daging daunnya seperti perkamen, daging daunnya terlihat cukup kaku tetapi saat dipegang daunnya tipis. Permukaan atas dan bawah daun tebu ini kasap. Ibu tulang daun yang besar terletak ditengah-tengah daun dan saat daun tebu ini dipegang akan terasa seperti ada urat-urat daun. Warna daun hijau tua dan gelap dibagian atas daunnya tetapi dibawah daun warnanya lebih kusam.

3)      Daun Pisang ( Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi :
Kingdom   : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas         : Liliopsida
Subkelas    : Zingiberidae
Ordo          : Zingiberales
Famili        : Musaceae
Genus        : Musa
Spesies      : Musa paradisiaca L.
Sumber      : (Cronquist,1981)
      Daun pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan daun lengkap mempunyai pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Tangkai daunnya merupakan tangkai semu yaitu perpanjangan dari pelepah daun. Daun pisang memiliki bentuk jorong yang perbandingan panjang dan lebarnya 11/2 – 2 : 1. Ujung daunnya runcing karena kedua tepi ujung daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu lancip (lebih kecil dari 90o). Pangkal daunnya meruncing, tepi daunnya rata (tidak memiliki lekukan atau pembentukan apapun). Daging daun pisang seperti kertas dipegang tipis tetapi cukup tegar. Permukaan atas daun berwarna hijau terang dan licin sedangkan permukaan bawah daun berwarna hijau pucat dan licin.

4)      Daun Jarak ( Ricinus communis L.)
Klasifikasi :
Kingdom   : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas         : Magnoliopsida
Subkelas    : Rosidae
Ordo          : Euphorbiales
Famili        : Euphorbiaceae
Genus        : Ricinus
Spesies      : Ricinus communis L.
Sumber      : (Cronquist,1981)
Daun jarak (Ricinus communis L.) merupakan daun tunggal yang tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun jarak memiliki bangun bentuk bulat karena perbandingan panjang : lebar = 1 : 1. Ujung daunnya meruncing karena ujungnya yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing.  Pangkal daunnya berlekuk.
Tepi daun jarak bergerigi karena sinus dan angulus sama lancip. Daging daunnya tipis seperti kertas. Permukaan atas daun dan permukaan bawah daunnya berkerut. Warna daunnya hijau bercampur merah.

5)      Daun Widelia (Widelia sp)
Klasifikasi :
Kingdom   : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas         : Magnoliopsida
Subkelas    : Asteridae
Ordo          : Asterales
Famili        : Asteraceae
Genus        : Widelia
Spesies      : Widelia sp.
Sumber      : (Cronquist,1981)
Daun Widelia (Widelia sp) juga merupakan daun tunggal yang tidak lengkap karena hanya mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Bangun daun berbentuk bulat karena perbandingan panjang : lebar = 1 : 1. Tepi daunnya runcing karena kedua tepi ujung daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu lancip (lebih kecil dari 90o). Pangkal daunnya meruncing. Tepi daunnya bergerigi karena sinus dan angulus sama lancipnya. Daging daun seperti perkamen. Permukaan atas daun daun saat dipegang terasa kasap dan permukaan bawah berbulu kasar yaitu memiliki bulu-bulu di permukaan daunnya. Warna daun widelia hijau terang di atas daun dan dibawah daun agak tua.

6)      Daun Keladi ( Colocasia sp)
Klasifikasi :
Kingdom               : Plantae
Divisio                   : Magnoliophyta
Kelas                     : Liliopsida
Subkelas                : Arecidae
Ordo                      : Arales
Famili                    : Araceae
Genus                    : Colocasia
Spesies                  : Colocasia sp.
Sumber                  : (Cronquist,1981)
      Daun keladi ( Colocasia sp) merupakan daun tunggal yang lengkap karena memiliki pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Daun keladi mempunyai bangun bentuk daun seperti perisai dikarenakan tangkai daun yang terletak di tengah-tengah helaian daun. Ujung daunnya runcing karena kedua tepi ujung daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu lancip (lebih kecil dari 90o). Pangkal daunnya berlekuk. Tepi daunnya rata (tidak memiliki lekukan atau pembentukan apapun). Permukaan atas dan bawah daunnya licin. Daging daunnya tipis. Warna daunnya hijau, warna atas daunnya hijau terang sedangkan warna bawah daunnya hijau muda tetapi agak kusam.

7)      Daun Mangga (Mangifera indica L.)
Klasifikasi :
Kingdom   : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas         : Magnopsida
Subkelas    : Rosidae
Ordo          : Sapindales
Famili        : Anacardiaceae
Genus        : Mangifera
Species      : Mangifera indica L.
Sumber      : (Cronquist,1981)
Daun mangga (Mangifera indica L.) merupakan daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah daun dan hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Bangun bentuk daunnya memanjang karena perbandingan 21/2 – 3 : 1. Ujung daunnya runcing karena kedua tepi ujung daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu lancip (lebih kecil dari 90o).
Pangkal daunnya runcing. Tepi daun rata (tidak memiliki lekukan atau pembentukan apapun). Daging daun mangga seperti kertas. Permukaan atas daunnya kasap dan permukaan bawah daunnya berkerut. Warna atas daun hijau tua dan bawah daunnya berwarna hijau muda suram.

  • KESIMPULAN 



1.      Berdasarkan kelengkapan bagian daun, terdapat dua macam daun yaitu daun lengkap dan daun tidak lengkap. Daun lengkap terdiri dari tiga bagian, yaitu upih daun atau pelepah daun (vagina ), tangkai daun ( petiolus), helaian daun ( lamina )
2.      Daun tunggal adalah daun yang dalam satu tangkai hanya terdapat satu helaian daun saja, misalnya:
a.   Daun Bambu ( Bambusa sp )
b.   Daun Tebu ( Saccharum officinarum L.)
c.   Daun Pisang ( Musa paradisiaca L. )
d.   Daun Jarak ( Ricinus communis L. )
e.   Daun Widelia ( Widelia sp )
f.    Daun Keladi ( Colocasia sp )
g.   Daun Mangga ( Mangifera indica L. )
3.      Yang termasuk daun lengkap yaitu :
a.       Daun Bambu : Bangun daun pita, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, tepi daun rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas dan bawah daun kasap, dan warna daunnya hijau tua.
b.      Daun Tebu : Bangun daun pita, ujung daun runcing, pangkal daun dan tepi daun rata, permukaan atas dan bawah daun kasap, daging daun seperti perkamen, dan warna daunnya hijau.
c.       Daun Pisang : Bangun daunnya jorong, ujung daunnya runcing dan pangkal daunnya meruncing, tepi daun rata, daging daun seperti kertas, permukaan atas dan bawah daun licin, dan warna daunnya hijau.l
d.      Daun keladi : Bangun daunnya bentuk perisai, ujung daunnya runcing, pangkal daunnya berlekuk, tepi daunnya rata, daging daunnya tipis, permukaan atas dan bawah daun licin, dan warna daunnya hijau.
4.                  Daun yang tidak lengkap antara lain :
a.       Daun Jarak : Daun jarak hanya mempunyai tangkai dan helaian daun dengan bangun daunnya bentuk bulat, ujung daunnya meruncing dan pangkal daunnya berlekuk, tepi daunnya bergerigi, daging daunnya seperti kertas. Permukaan atas dan bawah daun berkerut. Warna daun jarak hijau tua dengan tangkai, tulang, dan urat daun berwarna merah.
b.      Daun Widelia : Bangun daun widelia bentuk bulat, ujung daun runcing, pangkal daun meruncing, tepi daun bergerigi, daging daunnya seperti perkamen, permukaan atas daun kasap dan  permukaan bawah daun berbulu kasar, dan warna daunnya hijau.
c.       Daun Mangga : Daun mangga bangun daun bentuk memanjang, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daunnya rata, daging daunnya seperti kertas. Permukaan atas daun kasap sedangkan permukaan bawah daun berkerut. Warna daunnya hijau tua.

Laporan Praktikum Zoologi Invertebrata | Protozoa



PRAKTIKUM  I

Topik                   :  Protozoa
Tujuan                 :  Mengenal beberapa anggota phylum Protozoa yang hidup bebas di air tawar

  • ANALISIS DATA

1)      Euglena viridis
Klasifikasi      :
Kingdom        : Animalia
Phylum           : Protozoa
Sub phylum    : Invertebrata
Super classis   : Mastigophora
Classis            : Phytomastigophora
Ordo               : Euglenida
Familia           : Euglenidae
Genus             : Euglena
Species           : Euglena viridis
Sumber: (Hegner, 1968)
Euglena viridis yang kami dapatkan dalam praktikum memiliki satu flagel sehingga termasuk kelas Flagellata atau Phytomastigophorea di dalam sistem klasifikasi, karena mempunyai flagel Euglena viridis sehingga dapat bergerak bebas dan menjadi hewan besel satu. Euglena viridis juga mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis sehingga Euglena viridis juga termasuk tumbuhan bersel satu.
 Euglena viridis tidak memiliki dinding sel. Sebaliknya, Euglena viridis memiliki lapisan luar tebal yang dikenal sebagai pelikel yang terdiri dari protein dan memberi dengan kekuatan dan fleksibilitas. Mereka adalah eukariota. Hal ini Euglena viridis memiliki semua organel seluler yang umum, seperti ribosom untuk membuat protein, mitokondria untuk menghasilkan energi, kloroplas untuk menghasilkan energi, inti untuk mengontrol kegiatan, dan vakuola untuk penyimpanan. Karena inilah Euglena viridis dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop.
Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena viridis  melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena viridis mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma. Kami menemukan Euglena viridis pada air kolam dan air selokan media biakkan transparan.

2)      Paramecium sp.
Klasifikasi       :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Protozoa
Superclass       : Cilliata
Class                : Holotriohea
Order               : Hymonostimatida
Famili              : Holotrichidae
Genus              : Paramecium
Species            : Paramecium sp.
(Sumber : Hegner. 1968)
Paramecium sp. yang kami dapatkan dalam praktikum memiliki silia (bulu getar) pada seluruh permukaan tubuhnya sehingga termasuk kelas Cilliata atau Cilliophora di dalam system klasifikasi sehingga Paramecium sp. tampak berenang-renang dengan gerakan yang bervariasi (tidak beraturan) dan dengan sangat cepat. Paramecium sp. merupakan heawan bersel satu.
Paramecium sp. mempunyai bentuk tubuh seperti sandal, oleh karena itu hewan ini disebut dengan hewan sandal. Apabila dilikat dibawah mikroskop hewan ini mempunyai bentuk yang tetap atau tidak berubah-ubah.
Bagian tubuh pada Paramecium sp. yang terlebar adalah bagian tengah dengan sutau lekukan mulut. Bagian anterior tumpul (depan) sedangkan bagian posterior runcing (belakang). Kulitnya tipis dan elastis yang menutupi kulit adalah rambut – rambut kecil yang jumlahnya banyak. Lubang bagian belakang disebut pori anal. Pada bagian luar Paramecium sp. ditemukan kontraktil dan kanal. Dan bagian dalam Paramecium sp. terdapat sitoplasma, trichocysts, kerongkongan, vakoula makanan, macronucleus dan mikronukelus itu sendiri. Kami menemukan Paramecium sp. pada air comberan, air kolam, dan air sawah media biakan tertutup.
     
3)      Amphileptus claparede
Klasifikasi
Kingdom     : Animalia
Phylum        : Protozoa
Class           : Liostomatea
Subclass      : Haptoria
Order          : Pleurozmatida
Famili          : Amphileptidae
Genus          : Amphileptus
Spesies        : Amphileptus cleparedei
Amphileptus claparede yang kami dapatkan dalam praktikum memiliki silia (bulu getar) yang hampir lengkap, silia di sebelah kiri tubuhnya tidak terlalu jelas dan agak kurang dibandingkan dengan sisi sebelah kanan sehingga termasuk kelas Cilliata atau Cilliophora di dalam system klasifikasi. Tubuhnya terdiri atas bagian silia, nukleus, vakuola kontraktil dan protoplasma. Tubuhnya lateral dikompersi. Mulutnya cembung pada sisi ventral, seperti celah. Akan terlihat jelas ketika Amphileptus claparede sedang makan.
Memiliki silia yang hammpir lengkap, silia di sebelah kiri tubuhnya tidak terlalu jelas dan agak kurang dibandingkan dengan sisi sebelah kanan. Banyak terdapat vakoula kontraktil yang tidak beraturan yang didistribusikan disepanjang tepi ventral dan dorsal, memiliki 2 makronukleus, tubuhnya agak pipih berbentuk seperti labu panjang. Kami menemukan Amphileptus claparede pada air comberan, air sawah media biakan tertutup. 
   
4)      Euglena sp.
Klasifikasi       :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Protozoa
Superclass       : Mastigophora
Class                : Phytomastigoporea
Ordo                : Euglenida
Famili              : Euglenidae
Genus              : Euglena
Spesies            : Euglena sp.
(Sumber : Hegner. 1968)
            Euglena sp. yang kami dapatkan dalam praktikum memiliki satu flagel sehingga termasuk kelas Flagellata atau Phytomastigophorea di dalam sistem klasifikasi, karena mempunyai flagel Euglena sp. sehingga dapat bergerak bebas dan menjadi hewan besel satu. Euglena sp. juga mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis sehingga Euglena sp. juga termasuk tumbuhan bersel satu. Euglena sp. berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) dan meruncing pada ujung posterior (belakang).
            Setiap sel Euglena sp. dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena sp. terlindung oleh selaput pelikel, sehingga bentuk tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma. Di dalam sitoplasma ini terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.
            Euglena sp. dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop. Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena sp.  melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena sp. mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma. Euglena sp. hidup di air selokan, air kolam, dan air sawah.


  • KESIMPULAN 
    Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1) Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna.
2) Protozoa terbagi menjadi 5 kelas, yaitu Rhizopoda atau Sarcodina, Flagellata atau Mastigophora, Cilliata, Sprozoa, dan Suctoria. 
3)  Protozoa bergerak dengan Flagella, Pseudopodia, silia atau bergerak sendiri.
4)  Protozoa habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain.
5)   Anggota phylum Protozoa yang ditemukan dalam praktikum ini adalah Euglena viridis, Paramecium sp. , Amphileptus claparede, dan Euglena sp.